Makassar, 28 Juni 2024 – Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan menggelar konferensi pers untuk merilis kinerja APBN regional Sulawesi Selatan periode s.d. 31 Mei 2024 yang diselenggarakan pada hari Jumat, 28 Juni 2024 di GKN Makassar, dan via Live Youtube melalui tautan s.id/APBNSulsel2024.
Perkembangan Ekonomi Regional Sulawesi Selatan
Ekonomi global masih dibayangi ketidakpastian. Geopolitik masih menjadi faktor risiko terbesar antara lain meningkatnya konflik dan friksi antarnegara (perang di Ukraina, krisis Timur Tengah, dan friksi antara AS dan Tiongkok), maraknya kebijakan industri global, peningkatan jumlah sanksi dan restriksi dagang, serta melemahnya peran institusi global. Pada regional Sulawesi Selatan, ekonomi tumbuh sebesar 4,82% (yoy).
Inflasi – Tingkat Inflasi Sulawesi Selatan pada April 2024 masih terkendali sebesar 2,42% (yoy), berada pada rentang sasaran 3%+1. Tingkat inflasi month-to-month (m to m) sebesar 0,10% dan tingkat inflasi year to date (ytd) sebesar 1,10%, serta Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 106,12.
Ekspor – Impor – Tren harga minyak meningkat akibat tingginya permintaan dan ekspektasi market terhadap pasokan yang lebih ketat. Di sisi lain, El-Nino memberi dampak gangguan pada proses panen komoditas pangan. Kinerja ekspor dan kontraksi impor menopang neraca perdagangan yang melanjutkan tren surplus sepanjang 49 bulan terakhir.
Neraca Perdagangan Mei 2024 surplus sebesar 69,19 Juta US$. Nilai ekspor tercatat 177,12 Juta US$, terkontraksi -2,03% (yoy), sementara nilai impor tercatat 107,93 Juta US$, meningkat 75,07% (yoy).
Kinerja APBN Anging Mammiri
Pendapatan APBN Sulsel s.d. 31 Mei 2024 mencapai Rp6,53 Triliun atau 39,04% dari target, meningkat sebesar 5,65% (yoy). Belanja APBN Sulsel s.d. 31 Mei 2024 mencapai Rp20,95 Triliun atau 38,21% dari pagu, meningkat sebesar 14,12% (yoy). Pertumbuhan Belanja dan APBN Sulsel tetap solid dalam menjaga pemulihan ekonomi dan melindungi masyarakat berlanjut.
Penerimaan Negara
Pajak - Kinerja Penerimaan Pajak s.d. 31 Mei 2024 mencapai Rp5,09 Triliun atau 36,70% dari target tahun 2024 sebesar Rp13,89 Triliun, meningkat 1,01% (yoy). Mayoritas jenis pajak utama masih mengalami pertumbuhan negatif disebabkan aktivitas ekonomi yang melambat pada sektor konstruksi dan pertambangan, serta turunnya beberapa komoditas seperti nikel dan kelapa sawit.
Penyampaian SPT Tahunan - Sebanyak 500.450 wajib pajak telah melaporkan SPT tahunan pada tahun 2024, meningkat 7,53% dibanding tahun sebelumnya, yang terdiri dari 461.333 SPT Tahunan Orang Pribadi dan 39.117 SPT Tahunan Badan.
Bea Cukai - Penerimaan Kepabeanan & Cukai Sulawesi Selatan s.d. 31 Mei 2024 mencapai Rp155,68 Miliar atau 36,53% dari target tahun 2024 sebesar Rp426,18 Miliar. Capaian penerimaan ini ditopang oleh peningkatan penerimaan Bea Masuk yang signifikan sebesar 43,69% (yoy) akibat pertumbuhan impor bayar yang melonjak tajam, dan Bea Keluar yang terkoreksi sebesar 38,34% yang diakibatkan dari lonjakan harga ekspor kakao mencapai 104,9% yang menyebabkan turunnya permintaan. Di samping itu, bahan mentah kakao sulit didapatkan akibat menyusutnya lahan perkebunan kakao lokal Sulsel.
Sejalan dengan Bea Keluar, penerimaan Cukai tumbuh negatif 25,02% (yoy) selaras dengan produksi hasil tembakau (rokok) yang terkoreksi 32,69% (yoy). Hal ini disebabkan adanya penyesuaian tarif cukai pada tahun 2024. Penerimaan Cukai MMEA s.d. Mei 2024 terkoreksi 11,61%. Kebijakan kenaikan tarif cukai HT Tahun 2024 berhasil menekan konsumsi rokok di Sulawesi Selatan sehingga dapat mengurangi eksternalitas negatif dari konsumsi rokok dan mengurangi biaya kesehatan masyarakat.
Pengawasan Bea Cukai – Hingga pertengahan tahun 2024, efektivitas pengawasan kepabeanan dan cukai menunjukkan tren positif yang dapat mencegah beredarnya rokok illegal di wilayah Sulawesi Selatan dan barang lainnya. Tercatat hingga Mei 2024, 5,57 juta batang rokok illegal telah ditindak, dengan perkiraan nilai barang sebesar Rp8,08 Miliar dan potensi kerugian negara Rp5,57 Miliar.
Penindakan atas barang NPP yang meningkat tajam diharapkan mampu melindungi masyarakat dari bahaya penyalahgunaan narkoba.
Kekayaan Negara dan Lelang – Penerimaan PNBP dari Pengelolaan Kekayaan Negara dan Lelang sampai dengan 31 Mei 2024 mencapai Rp26,7 Miliar, atau 40,6% dari target Rp65,76 Miliar, dengan rincian: Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) sebesar Rp14,6 Miliar, Pelayanan Lelang sebesar Rp12,09 Miliar dan Pengurusan Piutang Negara sebesar Rp0,032 Miliar.
Pada Kinerja Barang Milik Negara, Sertipikasi BMN berupa tanah s.d. 31 Mei 2024 sebesar 2.034 NUP (25,7%) dari target 7.198 NUP. Adapun realisasi proyek strategis nasional s.d. 31 Mei 2024 antara lain Bendungan Karalloe, Pamakkulu dan Passelloreng masing-masing sebesar Rp3,2 Miliar, Rp296 Miliar, dan Rp590 Miliar; Irigasi Baliase sebesar Rp412 Miliar; dan Kereta Api Makassar – Parepare (Tahap 2) sebesar Rp1.112 Miliar.
Belanja Negara
Belanja Pemerintah Pusat (BPP) – BPP Sulawesi Selatan mencapai Rp20,95 Triliun atau sebesar 38,21% dari pagu, meningkat 14,12% (yoy). Belanja ini difokuskan untuk percepatan penyelesaian infratruktur prioritas dan dukungan persiapan pelaksanaan pemilu. Tren realisasi Belanja APBN Anging Mammiri menunjukkan percepatan dan akselerasi dipengaruhi pelaksanaa PEMILU.
Belanja Transfer Ke Daerah (TKD) - TKD Sulawesi Selatan terealisasi sebesar Rp12,68 Triliun atau sebesar 39,88% dari pagu, meningkat 15,42% (yoy). Realisasi Belanja TKD utamanya dipengaruhi oleh penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU), diikuti oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik, Dana Desa, Dana Bagi Hasil (DBH), dan Insentif Fiskal. Pada bulan April dan Mei 2024 terjadi akselerasi pada penyaluran Dana Alokasi Umum sehingga keseluruhan TKD mengalami pertumbuhan positif sebesar 15,42% setelah bulan sebelumnya mengalami kontraksi tipis.
Penyaluran KUR dan UMi
Sampai dengan 31 Mei 2024, telah tersalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp7,18 Triliun (meningkat 54,38%yoy) utamanya kepada sektor usaha sektor usaha Pertanian, Perburuan dan Kehutanan sebesar Rp3,03 Triliun, diikuti oleh sektor usaha Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp2,58 Triliun, Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya sebesar Rp606,84 Miliar, Industri Pengolahan Rp328,02 Miliar, Perikanan sebesar Rp284,92 Miliar, dan sektor Lainnya Rp345,94 Miliar.
Untuk Pembiayaan Ultra Mikro (UMi), telah tersalurkan Rp55,74 Miliar (menurun 15,79% yoy) utamanya kepada sektor usaha Perdagangan Besar dan Eceran sebesar Rp55,28 Miliar, diikuti sektor usaha Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya sebesar Rp0,24Miliar, Jasa Pendidikan sebesar Rp0,16 Miliar dan Industri Pengolahan Rp0,06 Miliar.
Kinerja APBD Anging Mammiri
Pendapatan Daerah - Pendapatan Daerah s.d. 31 Mei 2024 sebesar Rp12,65 Triliun, mengalami kontraksi sebesar -4,16% (yoy), didominasi dari Pendapatan Transfer (Pusat dan Antar Daerah) mencapai 26,58% atau sebesar Rp9,125 Triliun, disusul oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai 28,87% atau sebesar Rp3,49 Triliun, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah mencapai 7,96% atau sebesar Rp35,01 Miliar.
Belanja Daerah – Belanja Daerah s.d. 31 Mei 2024 terealisasi sebesar Rp10,264 Triliun, didominasi oleh Belanja Operasi sebesar 24,66% atau Rp8,53 Triliun, disusul oleh Belanja Modal sebesar 24,66% atau Rp5,98 Triliun, Belanja Tidak Terduga sebesar 15,78% atau Rp2,081 Triliun, dan Belanja Transfer sebesar Rp22,06% atau Rp14,17 Miliar.
Transfer ke Daerah - TKD Sulawesi Selatan yang telah disalurkan sebesar Rp12,675 Triliun, tumbuh 15,42% (yoy). Besarnya kontribusi TKD menunjukkan bahwa dukungan dana pusat masih menjadi faktor dominan untuk pendanaan di wilayah Sulawesi Selatan. Pemerintah Daerah kiranya dapat berupaya untuk mengoptimalkan PAD, dengan langkah awal yang dapat dilakukan antara lain menciptakan kebijakan yang dapat menarik modal atau investasi daerah.
Penutup
Dampak risiko global (high for longer, volatilitas harga komoditas, dan dinamika geopolitik) terhadap perekonomian dan pasar keuangan domestik terus diantisipasi dan dimitigasi. Di tengah rambatan risiko global, pertumbuhan ekonomi domestik tetap terjaga. Konsumsi terjaga kuat, inflasi terkendali, dan surplus neraca perdagangan berlanjut.
Kinerja APBN Anging Mammiri hingga Mei 2024 tetap terjaga positif dan terakselerasi, namun risiko APBN terus diantisipasi dan dimitigasi. Peran APBN sebagai shock absorber terus dioptimalkan. Akan dipastikan konsistensi macro-policy mix dalam rangka mendorong pertumbuhan sekaligus menjada stabilitas perekonomian.
Demikian disampaikan, semoga memberikan kejelasan bagi masyarakat. Informasi lebih lanjut seputar perpajakan dan berbagai program serta layanan yang disedikan Direktorat Jenderal Pajak dapat dilihat pada www.pajak.go.id atau hubungi Kring Pajak di 1500200.
#PajakKuatIndonesiaMaju
Narahubung Media:
Sunarko Telepon : 0411-436242
Kepala Bidang P2Humas Email : p2humas.sulselbartra@pajak.go.id
Kantor Wilayah DJP Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara

- 22 kali dilihat