Menteri Keuangan, Sri Mulyani, sedang bertanya kepada salah satu peserta Acara Pajak Bertutur yang berasal dari tingkat SD tentang pajak di Aula Cakti Budhi Bakti (Jumat, 9/11)

“Jadi mengerti enggak jawaban (kakak mahasiswa) tadi? Enggak mengerti ya? Aku coba jelasin ya. Semoga jadi mengerti,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani saat membahas arti pajak penghasilan kepada siswa SD peserta acara Kementerian Menyapa yang bertempat di Aula Cakti Budhi Bakti Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (Jumat, 9/11)

Acara yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan Pajak Bertutur ini diikuti oleh kurang lebih 400 peserta didik dari berbagai jenjang pendidikan dimulai dari SD hingga Perguruan Tinggi yaitu SD N 05 Rawa Barat, SD N 09 Pagi Rawa Barat, SMP N 58 Jakarta, SMP N 43 Jakarta, SMA N 26 Jakarta, dan SMA N 3 Jakarta, Universitas Binus, IPB, PKN STAN, Universitas Gunadarma, UI, UIN Syarif Hidayatullah, STIAMI, Universitas Trisakti, Universitas Tarumanegara, dan Universitas Budi Luhur.

Ani, panggilannya, menjelaskan kepada para peserta yang berasal dari tingkat SD yang dimulai dengan menanyakan kepada beberapa peserta dari tingkat SD tentang apa pekerjaan orangtuanya, "Bapak kalian yang kerja, mendapatkan pendapatan setiap bulan yaitu gaji, kalau jualan mendapatkan untung."

"Kalau gaji tiap bulan, gaji itu dipotong pajak. Kok jahat sih pajak motong gaji bapak saya? Kelihatannya jahat. Tapi kalau uangnya diambil oleh pajak dikumpulkan oleh negara, uang itu itu akan kembali dalam bentuk gaji guru kalian, dalam bentuk membangun sekolah dasar kalian, mengadakan buku, jalan raya yang kalian lewati itu. Jadi jahat tidak pajak itu?" tanyanya.

"Tidak," seru siswa-siswa peserta pajak bertutur.

Selanjutnya Ani menjelaskan lebih lanjut mengenai konsep pajak penghasilan kepada anak-anak SD, "Kalau bapaknya tadi jualan, pendapatannya kecil, negara juga tidak akan tega mengambil pajaknya banyak. Maka untuk yang pendapatannya kecil, bayarnya sedikit. Hanya 0.5%, kalian sudah belajar persenan belum?" tanya Ani dengan senyum kepada salah satu anak SD.

"Yang pendapatannya kecil, bayarnya sedikit banget. Kalau konglomerat, pendapatanya gede, pajaknya gede tidak? Gede. Yang tidak punya pendapatan. Ya tidak dipajaki. Itu yang disebut pajak untuk keadilan," jelas Ani.

Dalam acara tersebut, Ani juga menjelaskan pentingnya pajak bagi Negara Indonesia, "Waktu Republik Indonesia lahir, dikasih nama Indonesia oleh pendiri kita. Supaya Indonesia bisa berdiri tegak, semakin kuat, besar, dan otaknya berkembang. Itu karena apa? Kalau kalian itu karena gizi, kalau Negara itu karena pajak. Tanpa pajak, Indonesia tidak bisa merdeka dan independen," paparnya.

Selanjutnya, Ani juga meminta kepada peserta dari kalangan mahasiswa untuk membantu menjelaskan mengenai pajak kepada masyarakat, "Kalau kalian mau membantu kami untuk menjelaskan tentang pajak, bukan untuk Bu Sri Mulyani atau Dirjen Pajak tapi demi negara Indonesia. Saya yakin indonesia akan maju."

"Kalau SD SMP SMA sudah paham, negara ini pasti maju dan punya martabat," ucapnya. (na)