KPP Pratama Bontang memeriahkan Pekan Inklusi dengan mengadakan Pajak Bertutur 2019 di SD Yayasan Pendidikan Vidya Dahana Patra (YPVDP) Bontang atau akrab disebut SD Vidatra yang beralamat di Kompleks PT Badak NGL, Jl. Arief Rahman Hakim No.1 Bontang (Jumat, 22/11). Kegiatan ini merupakan agenda rutin setiap tahun untuk memberikan ilmu akan pentingnya sadar pajak sejak dini. Di tahun ini, Pajak Bertutur diselenggarakan secara serentak oleh unit vertikal Direktorat Jenderal Pajak di seluruh Indonesia pada tanggal 22 dan 25 November 2019. 

Peserta kegiatan Pajak Bertutur KPP Pratama Bontang berjumlah 43 siswa. Acara ini dibuka dengan sambutan dari perwakilan SD Vidatra Bontang dan KPP Pratama Bontang yaitu Djohan Widagdo sebagai Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi III KPP Pratama Bontang.

Pembawa acara sekaligus pemateri Retno Kencana dan Anandito Rian Pradana mengemas acara ini agar menyenangkan dan dapat berkesan bagi semua audience yang hadir. Games dan ice breaking yang dibawakan adalah tarian Baby Shark  dan lawan kata. Saat materi dibawakan, terlihat antusias yang sangat besar dari para peserta dengan memperhatikan hal-hal kecil dalam salindia materi bahkan ketika pertaanyaan spontan, mereka saling berebutan menjawab.

Acara diakhiri dengan pertanyaan dari beberapa peserta. Meskipun peserta merupakan siswa kelas 5, pertanyaan yang dilontarkan cukup membuat pemateri menjawab dengan hati-hati. "Mengapa ada korupsi? uang pajak kan uang orang banyak? Mengapa bayar pajak? Bayar kan jadi rugi bukan untung?" dan masih ada beberapa pertanyaan lain dilontarkan sembari mencari tahu membayar pajak merupakan kewajiban yang harus dipenuhi sebagai wajib pajak.

Di sini membuktikan bahwa kesadaran peserta akan kondisi bangsa dan negara pun up to date walaupun mungkin belum paham akan maknanya. "Pajak fungsinya sangat besar untuk negara kita. Korupsi itu dilakukan oknum, mereka yang tidak bertanggungjawab dengan baik akan tugasnya adalah musuh besar kita semua. Contoh kecilnya seperti mencontek, walaupun hanya satu atau beberapa yang melakukan, rasa resahnya dirasakan hampir semua orang dan langsung mendapat hukuman dari guru. Jadi jangan dibiasakan untuk itu," timpal Djohan Widagdo menjawab salah satu pertanyaan.

Selanjutnya pembagian hadiah untuk pemenang dari games yang disiapkan oleh pemateri, penyerahan plakat bagi sekolah dan foto bersama. Di akhir acara semua meneriakkan jargon "Terimakasih Guruku, Baktimu Tiada Tara, Terima Kasih Pajak, Membangun Nusantara".