Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Lumajang mengadakan Tax Goes To School (TGTS) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Senduro, Lumajang, Jawa Timur (Kamis, 14/9).

TGTS adalah acara yang diselenggarakan setiap tahun oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk menjembatani transformasi budaya sadar pajak di kalangan generasi muda sebagai calon penerus bangsa. Sebanyak 30 siswa dan siswi perwakilan dari setiap kelas dan jurusan di SMK Negeri Senduro ditunjuk untuk ikut memeriahkan TGTS.

“Pajak merupakan instrumen penting bagi negara. Saat Gunung Semeru meletus, Jembatan Gladak Perak sempat terputus. Saat ini jembatan tersebut sudah dibangun kembali. Itu adalah salah satu contoh nyata penggunaan pajak di bidang pembangunan infrastruktur,” ujar Kepala KP2KP Lumajang, Syahrul Misbah saat memberikan sambutan.

Dalam kegiatan tersebut, Penyuluh Non Fungsional KP2KP Lumajang Ratoe Aoera menjelaskan materi tentang inklusi perpajakan.

“Pendapatan dari pajak sebesar Rp 2.021,2 triliun atau sekitar 82% dari total penerimaan negara. 82% itu bisa kita asumsikan sebagai cairan dalam tubuh manusia. Jika kekurangan cairan tubuh, maka kita akan dehidrasi, kegagalan, organ vital, dan gangguan kesehatan lainnya. Sama dengan pajak, jika pendapatan dari pajak berkurang, maka alokasi untuk pembangunan infrastruktur atau sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat juga berkurang,” jelas Ratoe saat memaparkan materi.

Sepanjang acara, siswa dan siswi sangat menyimak dalam menerima materi yang disampaikan. "Yang saya tahu, kepanjangan APBN adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara," jawab Kevin, salah satu siswa SMK Negeri Senduro. 

 

Pewarta: Dima Rahmadika Nazhiroh
Kontributor Foto: Anas Yusfinazar

*)Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.