Tren “Hi Kids, This is Your Dad” dan Hubungannya dengan SPT Tahunan

Oleh: Komang Jnana Shindu Putra, pegawai Direktorat Jenderal Pajak
“Hi kids, this is your dad. Lagi coba belajar masak, Nak. Biar bukan telur sama mie aja yang kamu makan nanti.”
Kawan Pajak tentunya sudah tidak asing dengan kalimat yang sering muncul pada video yang viral akhir-akhir ini, terutama dalam media sosial TikTok sebagai aplikasi media sosial berbasis video. Tren video tersebut dibuat untuk memberikan pesan kepada sang anak kelak. Para pembuat konten berharap video ini akan sampai kepada buah hati mereka kelak, meski awalnya terkesan seperti video penuh haru, ternyata banyak juga yang membuat tren tersebut menjadi sebuah komedi dengan disisipi cerita kehidupan yang lucu dengan mengunggah footage kekonyolan mereka di masa muda untuk ditunjukkan ke anak-anak mereka kelak.
Nah, ternyata tren tersebut ada kaitannya dengan pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan, yang Kawan Pajak harus laporkan sebagai wajib pajak berstatus aktif.
Penghasilan Tidak Kena Pajak
Dalam pelaporan SPT Tahunan, terdapat kolom Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang berperan sebagai pengurang dari penghasilan yang didapatkan oleh wajib pajak sebelum dikalikan dengan tarif pajak yang berlaku. Peraturan terkait PTKP, tertuang dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (UU PPh) sebagaimana beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Dalam ketentuan tersebut, diatur bahwa tarif PTKP yang berlaku adalah sebagai berikut.
- PTKP orang pribadi sebesar Rp54.000.000,00;
- PTKP bagi wajib pajak orang pribadi yang kawin mendapat tambahan sebesar Rp4.500.000,00;
- Tambahan PTKP untuk seorang istri yang penghasilannya secara pajak digabung dengan suami sebesar Rp54.000.000,00;
- Tambahan PTKP untuk tanggungan, dengan besaran untuk setiap anggota keluarga sedarah dan semenda yang berada dalam garis keturunan lurus serta anak angkat sebesar Rp4.500.000,00 maksimal 3 tanggungan.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa anak sebagai anggota keluarga sedarah yang berada dalam garis keturunan lurus dapat menjadi tambahan penghitungan PTKP dengan syarat anak tersebut belum menikah, belum memiliki penghasilan sendiri, dan biaya hidupnya masih ditanggung oleh orang tuanya selaku wajib pajak terkait, kendati anak tersebut telah berusia dewasa. Kriteria usia dewasa seorang anak menurut penjelasan Pasal 8 ayat (4) UU PPh adalah 18 tahun.
Namun, yang perlu digarisbawahi terkait dengan penetapan besaran PTKP pada tahun pajak berjalan ialah berdasarkan kondisi atau status wajib pajak pada awal tahun pajak atau awal bagian tahun pajak tersebut. Hal ini berarti penetuan PTKP dihitung per 1 Januari. Sebagai contoh, Tuan A telah menikah dan baru dikaruniai seoarang anak pada tanggal 2 Januari 2023. Maka, saat melaporkan SPT Tahunannya pada 2024, atas kelahiran anak Tuan A tersebut tidak dapat diperhitungkan dalam PTKP Tuan A, karena anak tersebut lahir bukan di awal tahun pajak atau 1 Januari 2023. Sehingga, status PTKP Tuan A untuk tahun pajak 2023 adalah K/0 (kawin tanpa tanggungan). Namun, untuk tahun pajak 2024 dan selanjutnya, anak tersebut dapat menjadi tanggungan pajak Tuan A atau dapat diperhitungkan dalam besaran PTKP. Dengan demikian, untuk tahun selanjutnya status PTKP Tuan A adalah K/1 (kawin dengan satu tanggungan).
Hal ini juga berlaku sama untuk anak angkat maupun anak tiri. Untuk anak angkat, dapat dilihat dari tanggal disahkannya surat adopsi atau dokumen sejenisnya dan untuk anak tiri dapat dilihat dari tanggal putusan hakim atau dokumen sejenisnya per tanggal 1 Januari tahun pajak terkait. Hal ini untuk dapat menentukan apakah atas anak tersebut dapat menjadi tambahan PTKP sebagai tanggungan wajib pajak dalam tahun pajak berjalan atau tidak.
Nah, bagaimana nih Kawan Pajak? Sudah ada pesan atau belum, untuk calon anak-anak kalian kelak yang ingin disampaikan dalam video “Hi kids, this is your mom/dad”?
*) Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.
Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.
- 1477 kali dilihat