Oleh: Ida Bagus Teguh Sanjaya Putra, pegawai Direktorat Jenderal Pajak

 

Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keragaman budaya dan tradisi, setiap waktunya banyak kegiatan yang diadakan oleh masyarakat, sehingga menjadi salah satu destinasi wisata di Indonesia. Selain itu, Bali dikenal dengan toleransi beragama yang tinggi, sehingga kegiatan keagamaan juga beragam. Salah satunya ketika Idulfitri yang dirayakan oleh masyarakat Islam. Ribuan masyarakat merayakan Idulfitri ini dengan pulang ke kampung halaman, mengunjungi kerabat di kampung halaman, menjalankan tradisi yang sudah ada sedari dulu dalam masyarakat Indonesia.

Selama periode Idulfitri, ditetapkan libur nasional dan cuti bersama sehingga terjadi libur panjang sehingga masyarakat yang merayakan Idulfitri dapat berkumpul lebih lama dengan keluarga. Selain itu, libur panjang ini juga dirasakan oleh masyarakat yang tidak merayakan dengan berwisata, tentunya Bali tetap menjadi tujuan utama dalam berwisata. Pastinya dibalik peningkatan arus kegiatan masyarakat ada peningkatan aktivitas ekonomi, khususnya di Bali ini.

Padati Kawasan Wisata

Mulai dari awal libur panjang Idulfitri kendaraan wisatawan domestik dari luar Bali sudah mulai banyak memasuki Pulau Dewata, baik melalui jalur udara maupun darat. Pada momentum libur Lebaran 2024 ini, Dinas Perhubungan (Dishub) Bali memprediksi jumlah 1.502.825 wisatawan domestik yang akan berkunjung ke Bali. Pada 1 April 2024, jumlah kunjungan ini ternyata mengalami peningkatan sekitar 19,61 persen dari jumlah wisatawan pada libur Lebaran tahun 2023 sebanyak 1.256.438 wisatawan. Selain itu akan ada sekitar 180 ribu kendaraan masuk ke Bali lewat Gilimanuk, dilansir dari Instagram @balibroadcast.

Peningkatan kunjungan wisatawan di Bali jelas terlihat dari jalanan yang mulai dipadati kendaraan wisatawan, terutama pada jalur menuju kawasan wisata. Berbagai jenis kendaraan mulai dari yang berukuran kecil hingga bus, mulai dari plat nomor dalam maupun luar memadati seluruh Kawasan wisata di bali. warung-warung kecil di pinggir jalan juga tak luput dari padatnya kunjungan wisatawan ini.

Kawasan pantai seperti Kuta, Seminyak, Canggu, Jimbaran, dan Sanur, wisatawan memadati kawasan tersebut dari pagi hari dan terjadi kemacetan pada ruas jalan dekat daerah tersebut. Tak kalah padatnya kunjungan wisatawan juga terjadi pada Kawasan pegunungan di Bali seperti Kintamani dan Bedugul. Titik-titik daerah wisata ini merupakan daerah terpadat oleh kunjungan wisatawan selama libur panjang Idulfitri kali ini.

Ida Bhatara Turun Kabeh

Lalu, ketika pulau Bali dipadati oleh wisatawan, apa kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Bali ketika liburan panjang kali ini? Ketika liburan panjang seperti ini, kebanyakan masyarakat Bali khususnya yang beragama Hindu akan melaksanakan persembahyangan ke berbagai pura yang ada di Bali. Kebetulan saat libur panjang Idulfitri Tahun 2024 berbarangan dengan Upacara Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Besakih yang terletak di Kabupaten Karangasem. Upacara Bhatara Turun Kabeh adalah upacara yang melukiskan semua Dewa dan Manifestasi Tuhan distanakan di Balai Pesamuan Agung Pura Besakih dan bersatu untuk memberikan anugerah kepada umatnya untuk menghaturkan bakti kepada Tuhan. Sehingga umat Hindu di Bali maupun luar Bali berdatangan ke Pura Besakih. Upacara ini sudah berlangsung dari tanggal 22 Maret 2024 hingga 14 April 2024.

Kegiatan persembahyangan di Pura Besakih dilakukan penuh selama 24 jam pada Upacara Ida Bhatara Turun Kabeh ini. Selain area Pura Besakih dipadati masyarakat yang hendak bersembahyang, juga dipadati oleh berbagai pedagang, mulai dari pedagang makanan, banten (sarana persembahyangan Umat Hindu) hingga pakaian. Ditambah adanya jasa transportasi ojek oleh penduduk di sana hingga travel dan bus yang digunakan oleh masyarakat Bali dari kabupaten lain. Tentunya dengan kegiatan ini menambah arus ekonomi di Bali selain dari wisatawan yang berkunjung.

Peningkatan Ekonomi dan Dampaknya

Peningkatan arus masyarakat di Pulau Bali memberikan dampak nyata bagi perekonomian di Bali, mulai dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hingga usaha besar sekalipun. Terkait dengan penerimaan pajak, melansir dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Bali, penerimaan pajak di wilayah Bali ditopang oleh sektor keuangan, perdagangan besar dan eceran, serta akomodasi dan makan minum. Pertumbuhan positif dari pariwisata dan meningkatnya penghasilan pelaku usaha di Bali juga memberikan dampak positif pada proses penggalian potensi pajak. Penerimaan pajak akan meningkat selaras dengan pertumbuhan penghasilan masyarakat Bali.

Bagai cairan oli pada kendaraan untuk menggerakkan kendaraan, padatnya aktivitas di Pulau Dewata merupakan “pelumas” untuk menggerakkan perekonomian di Bali.

 

*) Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.

Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.