Meningkatnya Daya Beli Masyarakat Melalui Kebijakan PPh UMKM 0,5%

Oleh: Muh. Hirzi Mulyadi, pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Pajak Penghasilan (PPh) adalah salah satu sumber pendapatan negara yang sangat penting. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk meringankan beban pajak bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Salah satu kebijakan yang diperkenalkan adalah PPh UMKM sebesar 0,5%, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu (PP 23/2018). Sebenarnya ada satu lagi bentuk "keringanan" yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM. Yakni, batasan peredaran bruto (omzet) yang tidak dikenai PPh, sampai dengan Rp500 juta dalam satu tahun, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2022 tentang Penyesuaian Pengaturan di Bidang Pajak Penghasilan (PP 55/2022). Namun, dalam artikel ini, penulis akan fokus pada pajak UMKM, serta menjelaskan bagaimana kebijakan ini berdampak positif dengan terdongkraknya daya beli masyarakat.
Apa Itu dan Bagaimana Cara Kerjanya?
PPh UMKM 0,5% adalah pajak penghasilan yang dikenakan pada usaha mikro, kecil, dan menengah. Dalam kebijakan ini, tarif pajaknya sangat rendah, hanya sebesar 0,5% dari omzet tahunan. Artinya, pelaku usaha UMKM cukup membayar pajak senilai satu produknya saja, untuk setiap 200 produk yang berhasil terjual. Namun, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh UMKM agar dapat mengikuti skema pajak ini. Syaratnya, tentu saja peredaran bruto dalam setahun tidak melebihi 4,8 miliar rupiah. Kemudian, penghasilan kotor tersebut, tidak termasuk dalam ketentuan Pasal 2 ayat (3) PP 23/2018.
Dampak Positif
Salah satu dampak positif dari PPh UMKM 0,5% adalah meningkatnya daya beli masyarakat. Kebijakan ini memberikan insentif bagi UMKM untuk berkembang dan meningkatkan produktivitas mereka. Selain itu, UMKM yang lebih kuat dan stabil cenderung menciptakan lapangan kerja baru, yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan masyarakat.
Stimulasi Pertumbuhan Ekonomi Lokal
PPh UMKM 0,5% juga berdampak positif pada ekonomi lokal. Dengan memberikan insentif pajak kepada UMKM, pemerintah membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal. UMKM yang lebih sukses dapat menghidupkan dan menggerakkan kembali roda perekonomian lokal serta memberikan manfaat kepada komunitas sekitarnya.
Meningkatnya Pendapatan Keluarga
Salah satu dampak langsung dari peningkatan daya beli masyarakat adalah terkereknya pendapatan keluarga. Ketika masyarakat memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan, mereka cenderung menghabiskan lebih banyak uang untuk kebutuhan sehari-hari dan keinginan mereka. Ini bisa memberikan dorongan bagi berbagai industri dan usaha, yang pada gilirannya menciptakan lebih banyak peluang kerja.
Pengembangan Berkelanjutan
PPh UMKM 0,5% juga mendorong UMKM untuk lebih berfokus pada pengembangan yang berkelanjutan. Dengan mendapatkan insentif pajak, banyak UMKM telah berinvestasi dan berinovasi dalam peningkatan kualitas produk, perluasan pasar, dan peningkatan efisiensi. Ini tidak hanya menguntungkan mereka sendiri, tetapi juga membantu menciptakan lingkungan bisnis yang lebih sehat.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kebijakan ini memberikan insentif bagi UMKM untuk berkembang, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, mencetak jiwa-jiwa wirausaha yang makin inovatif, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan mempertimbangkan manfaat-manfaat ini, dapat kita lihat bahwa PPh UMKM 0,5% adalah langkah positif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, dapat disimpulkan pula bahwa pemerintah senantiasa berpihak pada keberlangsungan usaha para pelaku UMKM, agar dapat senantiasa berkontribusi terhadap penerimaan pajak.
*)Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.
Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.
- 230 kali dilihat