Menakar Pajak atas Warisan Sri Ningsih

Oleh: Nurrima Ayu Asyifa Wati, pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Sudahkah #KawanPajak membaca novel karya Tere Liye yang berjudul “Tentang Kamu”?
Novel “Tentang Kamu” menceritakan perjuangan seorang pengacara muda bernama Zaman Zulkarnaen dalam menyelesaikan kasus pembagian warisan yang diketahui nominalnya bahkan dapat menyaingi kekayaan Ratu Inggris. Namun, perjuangan Zaman tentu tidak mudah. Ia dihadapkan pada keterbatasan informasi tentang kliennya, sehingga mengharuskan Zaman untuk menelusuri kehidupan kliennya itu mulai dari tempat lahirnya. Pemilik dari harta warisan itu diketahui adalah seorang perempuan asal Pulau Bungin, Kabupaten Sumbawa, bernama Sri Ningsih. Sri Ningsih memiliki saham sebesar 1% pada salah satu perusahaan multinasional yang apabila dihitung dalam rupiah, warisan tersebut dapat mencapai angka 19 triliun rupiah.
Pajak atas Warisan
Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (UU PPh), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun.
Lantas bagaimana dengan harta warisan?
Harta warisan diartikan sebagai kepemilikan aset atau kekayaan oleh seseorang yang telah meninggal dan harus diwariskan atau diberikan kepada ahli waris. Pada dasarnya warisan juga merupakan hal yang menambah kemampuan ekonomis bagi si ahli waris, namun warisan termasuk bagian yang dikecualikan dari objek pajak. Hal tersebut diatur dalam Pasal 4 ayat (3) UU PPh jo. UU HPP.
Meskipun warisan termasuk yang dikecualikan dari objek pajak, perlu diperhatikan apakah harta warisan sudah dibagi atau belum. Pasalnya, salah satu subjek pajak penghasilan adalah warisan yang belum terbagi. Maka dari itu, untuk menentukan perlakuan pajaknya penting untuk memastikan apakah warisan tersebut sudah atau belum dibagi.
Baca juga:
Dari Drakor "Queen of Tears", Kita Bisa Belajar Ihwal Pajak Warisan
Pajak atas Rumah dan Tanah Warisan
Punya Warisan Harus Ikut PPS?
Hibah atas Waris Tanah/Bangunan Bebas PPh?
Harta Warisan, Dikenai Pajak atau Tidak?
Warisan yang Belum Terbagi
Warisan yang belum terbagi merupakan harta yang dimiliki oleh wajib pajak yang telah meninggal dunia, tetapi harta tersebut belum diserahkan kepada ahli waris. Berdasarkan peraturan perpajakan di Indonesia, warisan yang belum terbagi menjadi satu kesatuan yang merupakan subjek pajak pengganti yang menggantikan mereka yang berhak, yaitu ahli waris. Kewajiban perpajakan subjektif atas warisan belum terbagi muncul tepat saat meninggalnya pemilik harta atau pewaris.
Warisan yang belum terbagi tetap harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan dengan menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) pewaris yang pelaksanaannya diwakili oleh salah seorang ahli waris, pelaksana wasiat, atau yang mengurus harta peninggalan. Dengan demikian, meskipun Sri Ningsih telah meninggal dunia, kewajiban perpajakan berupa pelaporan SPT Tahunannya tetap harus dilaksanakan selama belum dibaginya harta warisan kepada ahli warisnya.
Untuk melaporkan harta Sri Ningsih berupa saham 1% di perusahaan yang bernilai Rp19 triliun, dapat menggunakan formulir SPT 1770. Selain melaporkan kepemilikan saham sebagai harta pada kolom “Harta pada Akhir Tahun” Lampiran IV, apabila Sri Ningsih memperoleh dividen dari saham tersebut, perlu dilaporkan pada kolom “Penghasilan yang dikenakan pajak final dan/atau bersifat final” Lampiran II SPT 1770.
Ahli Waris
Setelah pencarian yang dilakukan oleh Zaman, Ia berhasil menemukan surat wasiat milik Sri Ningsih yang dititipkan pada sahabatnya yaitu Nur Aini. Dalam surat wasiat tersebut, Sri Ningsih telah menuliskan pihak-pihak yang berhak atas harta warisannya. Sepertiga pertama ia serahkan kepada orang-orang yang ia pandang berjasa selama kehidupannya, seperti Ode, Tuan Guru Bajang, dan Nur Aini. Sepertiga kedua ia serahkan kepada Panti Jompo tempatnya menghabiskan masa tua. Sepertiga terakhir ia berikan kepada keluarga Rajendra Khan.
Warisan yang sudah dibagikan termasuk bukan objek pajak, sehingga ahli waris terbebas dari pembayaran pajak atas warisan. Namun perlu dicatat bahwa harta warisan dapat tergolong ke dalam bukan objek pajak ketika memenuhi dua syarat berikut:
- harta yang diwariskan telah dilaporkan dalam SPT pewaris; dan
- pajak terutang (apabila ada) harus dilunasi terlebih dahulu.
Jika warisan sudah dibagikan, dilaporkan dalam SPT Tahunan Sri Ningsih selaku pewaris dan pajak terutangnya telah dibayarkan, selanjutnya status harta tersebut tidak lagi menjadi objek pajak dan ahli waris tidak dikenai pajak atas harta warisan tersebut. Namun kembali lagi, hal tersebut tidak menghilangkan kewajiban bagi para ahli waris untuk melaporkan harta warisan yang diterima ke dalam SPT Tahunan mereka. Maka dari itu, Ode sebagai salah seorang ahli waris pun perlu melaporkan harta warisan yang ia terima dalam SPT Tahunannya pada kolom “Penghasilan yang Tidak Termasuk Objek Pajak”.
Setelah seluruh kewajiban perpajakan atas warisan telah dilaksanakan dan harta waris telah dibagikan kepada ahli waris, NPWP atas nama Sri Ningsih selaku pewaris dapat diajukan penghapusan. Proses penghapusan NPWP ini dapat diajukan oleh ahli waris, pelaksana wasiat, atau yang mengurus harta peninggalan. Adapun dokumen yang diperlukan antara lain, formulir permohonan penghapusan NPWP, surat keterangan kematian atau dokumen sejenis dari instansi berwenang, fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan kartu keluarga ahli waris, dan surat pernyataan pembagian waris.
*) Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.
Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.
- 1746 kali dilihat