Oleh: Mochammad Bayu Tjahono, Pegawai Direktorat Jenderal Pajak

“Janganlah kita hitung usia kita, dan biarlah kita lupa akan usia kita, mari kita nikmati hidup ini dan masa bahagia yang datang...". Ungkapan ini layak kita amanatkan ke Bapak Sakli Anggoro, yang tahun ini akan genap berusia 60 tahun.

Menonton Gebyar, perayaan pencapaian penerimaan di Hall Basket GOR Soemantri Brojonegoro membangkitkan banyak hal. Pertama, tentu kita senang melihat semangat delapan KPP dan satu kantor wilayah  menampilkan berbagai atraksi. Yel-yel yang mereka sajikan membangkitkan semangat stadium yang berkapasitas 2.000 orang, ditambah penampilan tari dan defile. Tak jarang teriakan yel-yel mereka membuat kita merinding, susah untuk diungkapkan dengan kata-kata.

Yang membuat makin menarik dari pertunjukkan itu adalah kolaborasi dari masing-masing kantor, di mana pegawai dengan usia muda dan usia tua bersinergi membuat atraksi yang menarik. Mereka berbaur untuk unjuk kebolehan, usia seakan tidak menjadi pembeda. Mereka yang berusia di atas 40 tahun sekan menjadi muda lagi, dengan wajah yang riang dan senyum sumingrah menghiasi wajah, ikut berteriak, bergoyang terbawa arus generasi muda. Usia tua tidak tergambar dari kecerian acara dan penampilan mereka.

Usia itu bisa berarti banyak hal, mereka semua bekerja keras sepanjang tahun dan saat ini mereka menikmati satu kesenangannya, hasil jerih payah sepanjang tahun 2018 seakan dihirup semua hari itu. Mereka adalah orang-orang yang telah mengorbankan segalanya untuk mencapai keberhasilannya, usia bagi mereka bukan suatu halangan, tujuan yang sama membuat mereka berbaur dalam semangat.

"Saya tidak pernah merasa tua, bagi saya usia selalu 15 tahun lebih tua dari yang saya rasakan saat ini," ujar Sakli Anggoro, artinya semangat yang ada seakan kita lebih muda 15 tahun dari usia kita. Mau bahagia? Fokuslah pada momen-momen kemenangan, dan kita tidak perlu menyesali yang sudah terjadi atau momen-momen yang tidak menyenangkan. Semua yang kita alami itu adalah kehendak Allah SWT, Dia yang memutuskan dan kita sebagai manusia wajib berusaha dan berdo’a. Perlu diingat pula bahwa kita tidak perlu juga khawatir dengan hal nanti yang akan terjadi, karena Allah pasti sudah mengatur yang terbaik untuk kita.

Usia Senja

Karena kita tidak bisa menebak apa yang akan terjadi esok, maka jangan pernah pikiran kita diracuni oleh kecemasan, buruk sangka, atau kekhawatiran lain yang sia-sia. Kita tidak tahu rencana Allah SWT, tugas kita hanya berusaha dan berdo’a, pikiran yang positif ini akan berhasil memanipulasi imajinasi. Usia adalah soal pola pikir, bila kita hanya meributkan akan usia kita, percayalah itu akan baik-baik saja.

Di usia menjelang pensiun, semangat Sakli Anggoro untuk meraih penerimaan pajak yang tinggi tidak pernah padam, setiap hari naik turun penerimaan yang dipandangi, berbagai inovasi untuk menaikkan penerimaan terus digulirkan. Seakan tak kenal lelah, setiap hari beliau turun ke KPP Pratama untuk memberikan bimbingan dan masukan tentang cara mencapai penerimaan.

Tahun 2018 adalah tahun kejayaan Sakli Anggoro, di bawah arahan dan bimbingan beliau, Kanwil DJP Jakarta Selatan I dapat mencapai peringkat 5 secara nasional dan 7 dari 8 KPP mencapai target di atas 100%. KPP Pratama Jakarta Mampang Prapatan 110,68% (peringkat 7 nasional), KPP Pratama Jakarta Pancoran 106,81% (peringkat 13 nasional), KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu 106,27% (peringkat 14 nasional), KPP Pratama Jakarta Setiabudi Empat 104,33% (peringkat 20 nasional), KPP Pratama Jakarta Tebet 104,29% (peringkat 21 nasional), KPP Pratama Jakarta Setiabudi Dua 103,64% (peringkat 23 nasional), dan KPP Pratama Jakarta Pancoran 102,53% (peringkat 31 nasional). Hal ini sebuah prestasi yang luar biasa, mengingat itu dicapai saat beliau akan pensiun 2 bulan lagi. Sakli Anggoro begitu pandai mengendalikan pikiran sehingga tidak pernah merasa tua atau akan pensiun, selalu mensyukuri nikmat yang ada juga merupakan ciri khas beliau.

Strategi

Beberapa strategi dalam mencapai target di antaranya; Pertama, meningkatkan kepatuhan. Bagaimana wajib pajak akan membayar pajak kalau ia juga tidak patuh, patuh di sini menyangkut dua hal yaitu secara formal dan material. Secara formal dengan memasukan SPT dan secara material dengan membayar pajak sesuai dengan ketentuan. Untuk kepatuhan formal dilakukan dengan menggandeng pihak ketiga, yaitu mitra BUMN atau pemerintah daerah. Sedangkan kepatuhan material dilakukan dengan pemeriksaan dan penyidikan, wajib pajak yang diindikasikan melakukan tindak pidana perpajakan dilakukan pemeriksaan khusus atau penyidikan. Untuk tahun 2018 ada beberapa wajib pajak yang sudah dilakukan pemeriksaan khusus dan 3 wajib pajak sudah P21 di bidang penyidikan.

Kedua, meningkatkan pelayanan, pelayanan kepada wajib pajak terus ditingkatkan baik sarana, prasarana, maupun penyelesaian permohonan wajib pajak. Tahun 2018 ada 4 kantor yang melakukan perubahan tempat pelayanan yaitu KPP Pratama Jakarta Pancoran, KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu, KPP Pratama Jakarta Setiabudi Tiga, dan KPP Pratama Jakarta Tebet. Tempat pelayanan dibuat sedemikian rupa sehingga wajib pajak merasa nyaman, selain itu sistem pelayanan dibuat untuk memudahkan wajib pajak. Wajib pajak juga dapat memantau permohonan yang diajukan ke kantor dengan aplikasi yang sudah dibuah oleh Kanwil.

Ketiga, yaitu pemanfaatan data, data SPT tahunan dari tahun ke tahun serta pembayaran wajib pajak dilakukan pengolahan oleh tim yang dibentuk oleh kanwil, untuk selanjutnya diturunkan ke KPP sebagai tindak lanjutnya. Pemanfaatan data ini dilakukan selain juga memanfaatkan data approweb, semua dilakukan secara teliti supaya data yang disampaikan ke wajib pajak bisa dipertanggungjawabkan bukan merupakan data sensasi.

Keempat, pendekatan yang manusiawi melalui pelaksanaan sosialisasi adalah bentuk pendekatan ke wajib pajak, bila selama ini terkesan ada jarak, saat ini pelaksanaan sosialisasi dilakukan dengan skala kecil dan besar. Skala kecil dilakukan untuk lebih mendengar keluhan wajib pajak dan pertanyaan-pertanyaan yang timbul, sedangkan skala besar dilakukan untuk menumbuhkan kebanggaan wajib pajak atau sarana memberikan penghargaan kepada wajib pajak.

Jadi Apa Itu Usia ?

Bekerja dengan semangat bukan hanya bagian dari generasi muda, pengendalian kita akan pola pikir mampu menghadirkan kekuatan untuk terus berkarya sepanjang hayat. Bahkan aura ketampanan dan kecantikan hanya akan muncul apabila anda memiliki kenyakinan akan diri yang kuat. Namun jangan sampai aura yang positif akan membuat kita terlalu sombong dan itu akan merusak semuanya.

Sinergi yang muncul dalam menampilkan yel-yel dan parade seakan menghadirkan energi yang positif, semangat untuk berkarya sampai akhir hayat. Rasanya masih merinding bulu ini bila ingat semangat yang ada kala itu, semua berteriak, semua bergoyang seakan menyuarakan bahwa aku ini masih muda dalam semangat. Karena menjadi tua secara usia tidak mungkin kita hentikan, tetapi apakah kita akan terhanyut oleh itu? Atau kita akan terus berjuang dan bersemangat layaknya anak muda? Semua pilihan kita, dan Sakli Anggoro sudah membuat pilihan yang tepat. (*) 

*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi penulis bekerja.