Mekanisme Koreksi Teori Trickle Down Effect

Oleh: Irwan Harefa, pegawai Direktorat Jenderal
Beramal saleh untuk kemanusiaan, tidak pernah dan tidak akan pernah salah.
Wajah-wajah ceria dan gembira para perwakilan anggota yayasan panti asuhan dari berbagai denominasi agama dan para pegawai di lingkungan Kantor Wilayah (Kanwil) DJP Jakarta Selatan I menghiasi layar aplikasi Zoom. Pada hari Jumat tanggal 9 Juli 2021 yang lalu, Kanwil DJP Jakarta Selatan I menyelenggarakan video meeting dalam rangka Pekan DJP Peduli.
Pimpinan dan seluruh pegawai di Lingkungan Kanwil DJP Jakarta Selatan I ikut berbagi dan peduli terhadap masyarakat yang terdampak pandemi dengan memberikan santunan untuk beberapa yayasan. Pekan DJP Peduli merupakan bagian dari peringatan Hari Pajak 2021 yang setiap tahunnya diperingati pada tanggal 14 Juli 2021.
Pemberian santunan ini dilakukan secara virtual, mengingat kondisi yang tidak memungkinkan untuk dilakukan secara tatap muka sebagai bagian dari upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19. Meski dilakukan secara virtual, kegiatan ini tetap tidak mengurangi makna dan nilai dari acara yang bertema kemanusiaan terutama ketika pelaksanaannya di tengah pandemi yang masih melanda negeri ini.
Para pegawai di lingkungan Kanwil DJP Jakarta Selatan I secara sukarela mengumpulkan donasi untuk sumbangan kemanusiaan dalam rangka memperingati Hari Pajak 2021. Tak bisa dipungkiri, banyak pihak mengalami kesulitan di masa pandemi, tak terkecuali berbagai yayasan sosial yang mengasuh anak-anak yatim piatu dan tidak mampu. Pandemi telah memengaruhi hampir semua aspek kehidupan seperti ekonomi, sosial budaya, bahkan aspek keagamaan.
Di sisi lain, pandemi sejatinya menjadi momentum untuk saling bergandengan tangan dan saling membantu antar umat manusia. Dalam konteks inilah, kegiatan pemberian santunan oleh Kanwil DJP Jakarta Selatan I untuk beberapa yayasan dalam rangka Hari Pajak menjadi sangat relevan.
Ada lima yayasan sosial yang diberikan santunan oleh Kanwil DJP Jakarta Selatan I dalam rangka peringatan Hari Pajak tahun ini. Kelima yayasan tersebut adalah Yayasan Remaja Masa Depan Panti Asuhan Tebet (Islam), Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Tebet Timur (Islam), Yayasan Karuna Mitta Wijaya Jakarta Utara (Budha), Yayasan Yatim Piatu Anatha Nusantara Jakarta Utara (Hindu), dan Panti Asuhan Vita Dulcedo Kota Bekasi (Kristiani).
Pengurus dari kelima yayasan yang mendapat santunan mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi atas bantuan yang diberikan. Semua menyampaikan penghargaan kepada Kanwil DJP Jakarta Selatan I dan jajarannya, terlepas dari nilai santunan yang diterima.
Selain ucapan terima kasih, sesuatu yang mengharukan adalah pesan, harapan, dan doa para pengurus yayasan agar Kanwil DJP Jakarta Selatan I senantiasa sukses dalam mengemban tugas menghimpun penerimaan negara dari sektor pajak yang sangat penting dalam upaya pemulihan ekonomi nasional termasuk penanggulangan dan pengendalian dampak pandemi.
Doa dan harapan yang sungguh bermakna dan menyentuh manakala disampaikan oleh para pengurus yayasan yang dalam keseharian mengurus anak-anak yatim dan kurang mampu.
Secara keseluruhan, maksud dan tujuan kegiatan pemberian santunan ini tercermin dari sambutan Kepala Kanwil DJP Jakarta Selatan I, Bapak Aim Nursalim Saleh, pada saat acara pemberian santunan dengan poin-poin penting sebagai berikut:
- Saat ini, umat manusia sedang berperang melawan virus Covid-19 yang kehadirannya di dunia tidak bisa dicegah dan sebagai umat beragama kita harus menerima kehadirannya yang merupakan ciptaan Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa;
- Tidak ada yang mengetahui atau memperkirakan sebelumnya kehadiran virus Covid-19 sehingga umat manusia banyak yang tidak siap dengan kehadirannya;
- Kita semua sudah melihat bahkan mungkin mengalami sendiri bahwa pandemi Covid-19 menimbulkan kepedihan yang mendalam: keterbatasan beraktivitas dalam semua aspek kehidupan termasuk aktivitas keagamaan, penularan virus yang begitu cepat sehingga umat manusia dihadapkan pada masalah kesehatan yang krusial, bahkan tidak sedikit yang kehilangan saudara, kerabat, teman, dan sahabat. Ini adalah kepedihan umat manusia, kepedihan kita semua yang bersifat lintas negara, lintas bangsa, lintas ras, bahkan lintas agama;
- Hikmahnya adalah ini momentum terbaik kita semua untuk saling berbagi dan sharing kepedihan ini dengan berdoa bersama untuk keselamatan umat manusia dengan tata cara masing-masing. Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa menolong kita melewati tantangan ini sekaligus berdoa agar pandemi segera berakhir dan aktifitas kehidupan normal kembali;
- Mari bergandengan tangan, tolong-menolong, saling mendukung dan menguatkan demi keselamatan umat manusia.
Melalui kegiatan ini, Kanwil DJP Jakarta Selatan I telah menunjukkan bahwa peringatan Hari Pajak bukan hanya sekedar seremoni dan tidak hanya berisi upacara resmi. Lebih istimewa lagi, kegiatan ini melibatkan kelompok lintas agama yang semakin menunjukkan dimensinya sebagai wujud kepedulian tehadap kemanusiaan.
Beramal ditengah pandemi merupakan wujud nyata kasih kepada sesama, suatu bentuk kesalehan sosial yang perlu terus dikembangkan sebagaimana pesan Aim Nursalim Saleh Kepala Kanwil DJP Jakarta Selatan I.
Secara sederhana, tidak harus menunggu kaya dan berkecukupan untuk berbagi kepada sesama sebagai perwujudan amal saleh. Juga bukan masalah besar kecilnya bantuan, sehingga sejatinya tidak berkorelasi langsung dengan persoalan kemampuan. Amal saleh juga bukan soal jabatan dan kedudukan serta usia. Kaya miskin, tua muda, pejabat dan masyarakat biasa, semua bisa beramal saleh. Saleh ini perkara niat dan ketulusan.
Beramal saleh tak pernah berharap kembalian, bukan minta pamrih apalagi dengan niat layaknya pemancing yang berkorban umpan kecil demi mendapatkan hasil yang jauh lebih besar. Ketika berbagi dibingkai dengan motif terselubung tertentu, berapa pun jumlahnya, tidak lagi sepenuhnya bernilai amal saleh. Prinsip utama amal saleh adalah niat. Maka jelas, beramal saleh sejatinya suka berbagi namun sebaliknya, sering berbagi belum tentu beramal saleh.
Sering muncul sedikit kontroversi terkait publikasi seputar amal saleh. Ini hanya masalah sudut pandang. Bila niatnya untuk popularitas, nilainya menjadi tidak ada lagi meskipun mungkin tujuan meraih popularitasnya tercapai. Namun, bila niatnya adalah agar banyak yang tahu (viral) dan tergerak untuk melakukan hal yang sama maka sejatinya ia menjadi penuh makna. Harapannya sederhana yaitu terjadi efek domino.
Tidak susah menumbuhkan budaya berbagi pada masyarakat Indonesia yang terkenal dengan semangat gotong-royong. Prinsip berbagi dalam gotong-royong (yang terbukti ampuh) sejatinya merupakan mekanisme koreksi dari Teori Trickle Down Effect yang dikenal dalam prinsip ekonomi kapitalis yang percaya terjadinya aliran pendapatan dan sumber daya ke lapisan masyarakat bawah setelah “botol” para pemodalnya penuh (sebuah teori yang terbukti tidak sepenuhnya berhasil).
Tiada satu agama atau aliran kepercayaan yang melarang umatnya beramal saleh. Salah satu wujud kesalehan adalah berbagi kepada sesama umat manusia yang membutuhkan uluran tangan. Saleh tanpa wujud tindakan nyata adalah hampa, berbagi kepada sesama adalah bentuk konkrit amal saleh.
Beramal saleh untuk kemanusiaan tidak pernah dan tidak akan pernah salah, sebagaimana sumbangan untuk panti asuhan dari berbagai agama wujud kepedulian para pegawai di bawah arahan Kepala Kanwil DJP Jakarta Selatan I, Aim Nursalim Saleh.
Sebagai penutup tulisan ini, ijinkan penulis mengutip sebuah hadis yang menyebutkan, "Seorang sahabat pernah memuji kesalehan orang lain di depan Nabi. Nabi bertanya, “Mengapa ia kau sebut sangat saleh?” Sahabat itu menjawab, “Karena tiap saya masuk masjid ini dia sudah shalat dengan khusyuk. Dan tiap saya sudah pulang, dia masih saja khusyuk berdoa.” “Lalu siapa yang memberinya makan dan minum?” tanya Nabi lagi. “Kakaknya,” sahut sahabat tersebut. Lalu Nabi berkata, “Kakaknya itulah yang layak disebut saleh”. Sahabat itu pun diam."
Selamat Hari Pajak 2021.
*) Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap institusi tempat penulis bekerja.
- 1311 kali dilihat