Hari Pahlawan dan Peran Pajak dalam Membangun Bangsa

Oleh: Arif Miftahur Rozaq, pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Pada tanggal 10 November setiap tahunnya, kita mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara ini. Ditetapkannya 10 November sebagai Hari Pahlawan didasari oleh Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 yang ditandatangani oleh Presiden RI saat itu, Ir. Soekarno.
Kita mengingat, peristiwa yang terjadi pada hari ini, tepat 78 tahun lalu di Surabaya. Perlawanan rakyat Surabaya dengan gagah berani menentang pendudukan kembali Belanda yang datang bersama Sekutu di tanah air pascaproklamasi kemerdekaan. Perobekan kain berwarna biru pada bendera Belanda di Hotel Oranje –sempat diganti nama menjadi Hotel Yamato pada masa pendudukan Jepang, dan saat ini bernama Hotel Majapahit— yang berada di Jalan Tunjungan Nomor 65, Surabaya menjadi momen heroik dalam catatan sejarah. Bangsa ini memiliki tekad baja. Tak gentar dengan persenjataan lawan yang jauh lebih modern. “Merdeka atau mati,” pekikan itu menggelora di langit Surabaya. Melawan. Mereka sadar betul, kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baru berdiri beberapa bulan sebelumnya itu harus diperjuangkan.
Momen Hari Pahlawan ini memberikan ruang dan kesempatan bagi kita, generasi penerus, untuk sekali lagi mengenang kembali pengorbanan, perjuangan, dan semangat para pahlawan yang telah menjadikan Indonesia negara merdeka yang berdaulat. Pada peringatan Hari Pahlawan ini pula, kita patut merenungi, kontribusi apa yang bisa kita berikan kepada negara. Sosok pahlawan di masa kini bukan hanya merujuk kepada perjuangan dengan mengangkat senjata. Melainkan semua bidang pekerjaan. Seorang guru bisa menjadi pahlawan dengan mencetak generasi unggul di masa mendatang. Begitu juga seorang dokter, pengusaha, pelaku UMKM, karyawan, ASN, TNI, Polri, buruh, seniman, dan bidang profesi apapun yang memiliki kontribusi memajukan negara layak menjadi pahlawan. Dan salah satu kontribusi nyata itu adalah dengan membayar pajak.
Pajak merupakan sumber pendapatan utama Indonesia untuk membiayai berbagai sektor penting, termasuk pendidikan, kesehatan, infrastruktur, keamanan, dan sektor lainnya. Melalui pembayaran pajak, setiap warga negara berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan dan kemajuan negara. Seperti halnya pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan, membayar pajak adalah bagian dari perjuangan kita untuk membangun sebuah masyarakat yang adil, sejahtera, dan berkelanjutan.
Sampai dengan akhir Triwulan III 2023, penerimaan pajak telah terhimpun sebesar Rp1.387,78 triliun atau setara dengan 80,78 persen dari target yang berarti tumbuh 5,90 persen (year on year). Nilai realisasi pajak ini mendekati angka 70 persen jika dibandingkan dengan total realisasi pendapatan negara yakni Rp2.035,62. Ini berarti, pajak memegang peranan penting bagi negara untuk mewujudkan pembangunan dan kemakmuran bangsa.
Membayar pajak adalah tanggung jawab warga negara dan juga tanda partisipasi dalam membangun bangsa. Tidak hanya itu, pajak juga merupakan wujud nyata penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjuang keras untuk kemerdekaan. Para pahlawan berjuang agar rakyat Indonesia dapat menikmati hak-hak dasar seperti kebebasan dan kesejahteraan. Melalui pembayaran pajak, kita dapat memastikan bahwa negara memiliki dana yang cukup untuk memberikan layanan dasar kepada masyarakat, seperti pendidikan, perawatan kesehatan, dan infrastruktur yang memadai.
Selain itu, pajak juga memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga stabilitas ekonomi negara. Dana yang diperoleh dari pajak digunakan untuk menjalankan berbagai program dan proyek pemerintah yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Ini mencakup pembangunan jalan, pelabuhan, bandara, serta berbagai inisiatif yang mendorong investasi dan menciptakan lapangan kerja. Pajak juga digunakan untuk mengendalikan inflasi dan menjaga kestabilan mata uang.
Infografis berikut bisa menjadi gambaran bagaimana setiap Rp1 juta uang pajak yang kita bayarkan kepada negara teralokasikan dan memberikan manfaat ke berbagai sektor.
Masyarakat memiliki peran penting dalam proses perpajakan. Untuk menjaga keadilan dan kepatuhan, warga negara harus memenuhi kewajibannya dalam membayar pajak dengan tepat. Selain itu, warga negara juga memiliki hak untuk memantau penggunaan dana pajak oleh pemerintah, memastikan bahwa dana tersebut digunakan secara efisien dan transparan.
Selain membayar pajak, masyarakat juga dapat berkontribusi dengan cara yang lebih aktif, seperti berpartisipasi dalam diskusi publik tentang kebijakan pajak dan mengawasi penggunaan dana pajak. Melalui partisipasi aktif ini, masyarakat dapat memastikan bahwa dana pajak digunakan untuk memajukan kesejahteraan rakyat dan tentunya menjalankan apa yang menjadi amanah para pahlawan pejuang kemerdekaan.
Selamat Hari Pahlawan!
*) Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.
Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.
- 90 kali dilihat