Hadirkan Layanan Kemenkeu Satu (Sampai) di Pulau Moyo, Surga Tersembunyi di Tana Samawa

Penulis Naskah: Desak Putu Sri Shania Aprilia
Kontrubitor Foto: Ageng Rizky Setyawan & Novenda Rian Purwosambodo
pegawai Direktorat Jenderal Pajak
---
Catatan Redaksi: Pesona Indonesia merupakan rubrik baru yang mengulas keunikan suatu daerah, baik keelokan alamnya, maupun keistimewaan sosial-budaya warganya, serta bagaimana unit kerja Direktorat Jenderal Pajak yang menaungi wilayah kerja di daerah tersebut memanfaatkan dan mengelola keunikan tersebut, dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Rubrik ini dikemas dengan gaya bahasa bertutur yang ringan dan memikat.
---
“Sabalong Samalewa”
Membangun secara seimbang dan serasi
antara pembangunan fisik material dan
pembangunan mental spiritual.
Sabalong Samalewa merupakan motto sekaligus fondasi masyarakat Sumbawa atau yang akrab disebut Tau Samawa. Semboyan ini mencerminkan komitmen untuk menciptakan keseimbangan harmonis antara pembangunan fisik dan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan masyarakatnya.
Pulau Sumbawa, dengan keindahan alam yang tak terlukiskan, menjadi panggung utama perwujudan komitmen ini. Dari pantai berpasir putih yang bersih, hingga hamparan ladang jagung yang memikat hati, setiap sudutnya menjadi keindahan alam tak terelakkan.
Tak jauh dari keheningan Pulau Sumbawa, terdapat sebuah permata tersembunyi yang mempesona dengan keindahan alam menakjubkan. Pulau Moyo, sepotong surga kecil di tengah luasnya Laut Flores dan Teluk Saleh, menjadi destinasi yang kian diminati oleh wisatawan yang ingin merasakan keindahan lanskap yang masih alami dan eksotis. Konon, pesohor dunia singgah di sana untuk tetirah, dari Mick Jagger, Maria Sharapova, David Beckham, hingga Lady Diana.
Suara riak ombak yang tenang dan angin sepoi-sepoi memberikan nuansa damai. Keelokan alam Pulau Moyo menjadi simbol nyata dari upaya Kabupaten Sumbawa dalam membangun keseimbangan dan harmoni yang mendalam bagi masyarakat dan lingkungan.
Dipeluk oleh laut biru yang jernih, pantai-pantai di Pulau Moyo adalah perpaduan sempurna antara kelembutan pasir putih dan lautan. Pantai Tanjung Pasir dan Takat Sagele adalah beberapa surga pasir putih di pulau ini, yang menjanjikan ketenangan dengan air laut jernih berwarna kebiruan yang menyatu dengan warna langit.
Keterangan Foto: Air Terjun Mata Jitu yang Elok
Selain keindahan pantai dan lautnya, tersembunyi di dalam rimbunnya hutan Pulau Moyo, terdapat keajaiban alam yang menakjubkan yang dikenal sebagai Air Terjun Mata Jitu. Air Terjun Mata Jitu, seperti namanya, memiliki daya tarik yang memikat hati siapa pun yang menyaksikannya.
Dari kejauhan, suara gemericik air menyambut para pengunjung. Saat mendekat, kilauan air yang bersinar di bawah sinar matahari, menambah pesona dan keindahan air terjun ini. Air Terjun Mata Jitu juga kerap disebut sebagai Queen Waterfall karena konon air terjun ini pernah disinggahi oleh mendiang Putri Diana saat ingin menenangkan diri.
Tidak seperti destinasi wisata komersial lainnya, Pulau Moyo mempertahankan kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari penghuninya. Pengunjung dapat merasakan atmosfer ramah dan hangat dari penduduk setempat, mengeksplorasi keunikan budaya, dan menikmati hidangan lokal yang otentik. Bagi wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan alam yang belum terjamah, Pulau Moyo merupakan pilihan sempurna di jantung Nusa Tenggara Barat.
Pulau Moyo termasuk ke dalam wilayah administrasi Dusun Oiramu, Desa Labuhan Aji, yang merupakan bagian dari wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sumbawa Besar. KPP Pratama Sumbawa Besar mengampu dua kabupaten yaitu Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat, terdiri atas 32 kecamatan, dan 237 desa/kelurahan, berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Pulau Sumbawa.
Keterangan Foto: Suasana di dermaga Pulau Moyo
Seiring dengan komitmen untuk menjaga kualitas dan standar pelayanan publik di bidang administrasi pajak, KPP Pratama Sumbawa Besar berhasil mengukir sejumlah prestasi yang membanggakan. Mulai dari menjadi Kantor Pelayanan Percontohan (KPPC) Terbaik tingkat Nasional pada tahun 2016, meraih predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) pada tahun 2017, hingga berhasil meraih predikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) pada tahun 2019, lantas mempertahankan predikat WBBM tersebut pada 2022.
Komitmen pelayanan tersebut juga tercermin dari kehadiran KPP Pratama Sumbawa Besar di seluruh pelosok Pulau Sumbawa. Kepala KPP Pratama Sumbawa Besar Abdul Gafur menegaskan bahwa kehadiran KPP Pratama Sumbawa Besar harus dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat hingga pulau-pulau terluar Sumbawa.
Sementara itu, guna menjangkau Pulau Moyo, pilihan sarana transportasinya adalah dengan menggunakan kapal, perahu motor, ataupun speed boat agar waktu tempuh lebih cepat.
Sinergi Kemenkeu Satu
Tidak sekadar harapan belaka, KPP Pratama Sumbawa Besar aktif mewujudkan tujuan ini dengan terus menjalin sinergi yang erat dengan instansi unit vertikal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Sumbawa. Kemenkeu Satu Sumbawa terdiri atas KPP Pratama Sumbawa Besar, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C (KPP BC) Sumbawa, serta Kantor Pelayanan Perbendaharaan (KPPN) Sumbawa
Pada tanggal 16-17 Maret 2023, Kemenkeu Satu Sumbawa menggelar kegiatan sinergi layanan di pulau-pulau terluar Kabupaten Sumbawa, termasuk Pulau Moyo dan Pulau Medang. Dalam upaya meningkatkan aksesibilitas layanan di daerah terpencil, KPP Pratama Sumbawa Besar melaksanakan layanan Pajak On The Spot (POTS) di beberapa wilayah termasuk di Kantor Desa Bugis Medang, Kantor Desa Bajo Medang, dan Kantor Desa Labuhan Aji.
Perjuangan memberikan layanan perpajakan di Pulau Moyo menjadi tantangan yang diemban dengan penuh dedikasi. Prosesnya tidak semudah POTS di daratan Sumbawa, karena Pulau Moyo hanya dapat dijangkau dengan menyeberangi lautan. Untuk menjangkau pulau-pulau terluar Sumbawa seperti Pulau Moyo, KPP Pratama Sumbawa Besar berkolaborasi dengan KPP BC Sumbawa menggunakan Kapal Patroli Bea dan Cukai sembari giat patroli laut dan sosialisasi ketentuan di bidang cukai. Sementara itu, KPPN Sumbawa Besar andil dalam sosialisasi terkait dana desa dan kredit program, yaitu UMi, Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan Skema Subsidi Resi Gudang (SSRG).
Tim Kemenkeu Satu Sumbawa bersiap untuk berangkat sekitar pukul 05.00 WITA dengan cuaca cukup cerah. Perjalanan dimulai dari salah satu pelabuhan di Labuhan Badas, menuju Pulau Medang menggunakan speed boat. Perjalanan ditempuh sekitar satu jam, dan begitu tiba di Pelabuhan Pulau Medang, tim bergegas menuju ke kantor desa untuk menyiapkan pos layanan.
Keterangan Foto: Keberangkatan Tim Kemenkeu Satu Sumbawa sebelum Berangkat ke Pulau Moyo
Setelah menyelesaikan layanan di Pulau Medang, tim melanjutkan perjalanan ke Pulau Moyo sekitar pukul 13.00. Waktu tempuh dari Pulau Medang ke Pulau Moyo hanya sekitar 40 menit. Namun, kegiatan layanan baru dimulai pada malam hari, seiring dengan listrik baru dapat menyala pada pukul 18.00. Selain itu, kami perlu menunggu sebagian besar masyarakat Moyo yang masih sibuk berkebun di ladang hingga sore hari, sehingga mereka baru memiliki waktu luang pada malam hari.
Sebagian besar masyarakat Pulau Moyo belum familier dengan pembayaran pajak secara daring, sedangkan kantor pajak dan pegawainya tidak boleh menerima pembayaran pajak. Oleh karena itu, kami berinovasi dengan menggandeng PT Pos Indonesia Kabupaten Sumbawa sebagai pihak yang ditunjuk menerima pembayaran pajak. Kami memberikan layanan pojok pajak seperti konsultasi perpajakan, pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan, dan pemadanan NIK-NPWP.
Kolaborasi dan inovasi dalam pelayanan oleh Kemenkeu Satu Sumbawa telah membawa dampak positif yang signifikan di Pulau Moyo. Keberhasilan inisiatif ini terlihat dari beberapa aspek penting yang mencakup kepuasan masyarakat, peningkatan penerimaan pajak, dan sinergi efektif antara instansi terkait.
"Kami berterima kasih kepada tim Kemenkeu Satu Sumbawa, sudah jauh-jauh menyebrang untuk memberikan layanan. Dengan adanya POTS ini, kewajiban pajak dapat dilakukan dengan lebih efisien dan langsung di tempat, memudahkan kami mengurus pajak tanpa harus menyebrang ke kota,” tutur salah satu wajib pajak di Pulau Moyo.
Muhamad Miftakhul Huda Pratama, Account Representative yang mengampu wilayah Pulau Moyo, menyampaikan kesan positifnya. “Saya pribadi sangat senang melihat antusiasme wajib pajak di Pulau Moyo. Saya paham mereka sudah lelah bekerja di ladang seharian, tetapi mereka masih meluangkan waktu datang untuk mendengarkan sosialisasi dari tim Kemenkeu Satu Sumbawa. Bahkan mereka rela praktik langsung di kantor desa untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya hingga pukul 21.00. Ini membuktikan pada dasarnya masyarakat memiliki kesediaan dan kesadaran pajak yang tinggi,” ungkapnya.
Keterangan Foto: Petugas Pajak, Perangkat Desa, dan Warga Pulau Moyo Berfoto Bersama
Layanan ini memberikan kenyamanan dan efisiensi, terutama mengingat listrik di Pulau Moyo baru tersedia mulai pukul 18.00. Selain itu, warga setempat tidak perlu lagi menyeberang ke Pulau Sumbawa hanya untuk menyelesaikan urusan perpajakan –yang membutuhkan biaya serta waktu yang tak sedikit.
Manfaat lainnya, pengumpulan pajak lebih efektif, serta hal ini mendorong kesadaran pajak masyarakat Pulau Moyo. Peningkatan penerimaan ini menjadi sumber pendapatan bagi pemerintah yang memungkinkan investasi lebih lanjut dalam pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan fasilitas lainnya. Sebagai contoh, sebelumnya Desa Labuhan Aji, Pulau Moyo hanya dialiri listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) selama 12 jam, yaitu dari pukul 18.00 hingga pukul 06.00. Namun, sejak Oktober 2023 peningkatan jam nyala listrik menjadi 24 jam dan dapat dirasakan oleh seluruh warga Desa Labuhan Aji.
Kerjasama erat ini tidak hanya mengoptimalkan fungsi masing-masing lembaga, tetapi juga menciptakan efisiensi operasional dan pertukaran informasi yang lebih baik. Dengan adanya sinergi ini, Kementerian Keuangan dapat merancang kebijakan dan strategi lebih holistik untuk meningkatkan penerimaan pajak nasional dan mendukung pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Keseluruhan, kolaborasi dan inovasi Kemenkeu Satu Sumbawa di Pulau Moyo ini merupakan contoh nyata bagaimana upaya bersama lembaga pemerintah dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat dan ekonomi lokal.
*) Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.
Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.
- 543 kali dilihat