Dikejar Orang Pajak

Oleh: Aditya Wibisono, Pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Ada yang lucu pagi ini saat saya mendengarkan salah satu siaran radio nasional di Jakarta sembari berangkat ke kantor. Penyiar radio tersebut bilang bahwa dia baru saja mengalami kejadian yang menegangkan karena dikejar orang pajak. Awalnya saya agak khawatir kalau penyiar tersebut akan menceritakan pengalaman yang tidak menyenangkan dan akhirnya menggiring opini para pendengar mengenai institusi tempat saya bekerja. Namun setelah saya dengarkan sampai selesai, saya lega karena apa yang disampaikan bukan membuat saya sedih, melainkan senang karena membuat saya bangga bahwa kesadaran pajak para wajib pajak saat ini sudah membaik dan sudah seperti di negara-negara maju di mana institusi perpajakan merupakan lembaga yang dihormati dan disegani oleh warga negaranya.
Jika ada yang pernah berkunjung ke kantor pusat Internal Revenue Service (IRS), Washington DC, Amerika Serikat (kebetulan saya pernah), pastinya akan melihat papan di atas pintu masuk gedung tersebut bertuliskan "Tak ada yang pasti di dunia selain kematian dan pajak" dan rupanya ungkapan ini dipopulerkan oleh Benjamin Franklin. Bagi orang-orang penggemar film Holywood, pasti tidak asing bahwa di sebagian besar film selalu terdapat pembicaraan atau skenario menyangkut pajak dan bagaimana pajak menjadi suatu kewajiban yang mutlak dan tidak dapat dihindari. Bahkan di salah satu film berjudul "The Pursuit of Happiness"yang dibintangi oleh Will Smith, digambarkan bagaimana seseorang bisa bangkrut dan masuk penjara karena kelalaiannya membayar pajak. Pesan-pesan yang selalu diselipkan di berbagai macam hiburan ini rupanya sangat efektif untuk membangunkan alam bawah sadar dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pajak dan seharusnya setiap warga negara harus memenuhi kewajibannya membayar pajak dengan baik dan benar.
Bagaimana dengan di Indonesia? Upaya untuk menyelipkan pesan pajak sebenarnya juga sudah dilakukan di berbagai produksi media televisi dan layar lebar. Beberapa sinetron sudah mulai memasukkan ajakan untuk memenuhi kewajiban perpajakan sekaligus memberikan pesan bahwa petugas pajak di berbagai kantor pelayanan pajak sudah semakin profesional dan siap membantu para wajib pajak. Bahwa petugas pajak bukanlah pegawai yang harus ditakuti melainkan dapat dianggap sebagai mitra agar seluruh kewajiban perpajakan dapat dipenuhi dengan baik dan para wajib pajak dapat terhindar dari sanksi administrasi berdasarkan undang-undang perpajakan. Channeling melalui media sosial juga saat ini sudah sangat banyak digunakan untuk menyampaikan pesan pajak dan bahkan banyak tokoh masyarakat juga semakin mendukung upaya DJP dalam meningkatkan kesadaran pajak.
Dukungan dari pemerintah juga terus bergulir dengan berlangsungnya reformasi perpajakan sampai dengan tahun 2020 nanti. Tujuan dari reformasi untuk mewujudkan suatu lembaga perpajakan yang kuat, kredibel, dan akuntabel sangat penting saat ini mengingat kondisi masyarakat dan generasi muda yang semakin kritis dan menuntut adanya perubahan, baik secara struktur, kewenangan, serta kapasitas lembaga yang memadai. Reformasi perpajakan ini akan bermuara pada peningkatan kepercayaan wajib pajak terhadap institusi perpajakan, dalam hal ini DJP, peningkatan jumlah wajib pajak, keandalan pengelolaan basis data dan administrasi perpajakan dan integritas serta produktivitas aparat perpajakan. Dengan adanya basis data dan administrasi perpajakan yang kuat, otomatis kepatuhan wajib pajak juga akan meningkat baik secara formal maupun material.
Kembali ke acara radio yang saya dengarkan tadi pagi, penyiar ini menyampaikan bahwa dia mendapatkan surat himbauan dari salah satu KPP untuk segera menyampaikan SPT Tahunannya, padahal dia merasa telah menyampaikan SPT nya tepat waktu. Begitu besarnya pengaruh dari surat himbauan yang dia terima, pada intinya penyiar ini merasa khawatir dan bahkan menjadi tidak tenang jika ternyata memang dia lalai atau lupa belum menyampaikannya. Bukan umpatan atau kekesalan yang dia sampaikan namun pesan bahwa jangan sampai hidup kita dikejar orang pajak karena kita belum memenuhi kewajiban perpajakan kita dengan baik. Yang membuat saya tersenyum dan tentunya ini bukan karena dia dibayar untuk menyampaikan pesan perpajakan ini adalah karena dia mengajak seluruh pendengar untuk mulai menaruh perhatian akan kewajiban perpajakannya dengan baik demi masa depan bangsa. Sungguh sesuatu yang mulia dan jika saja pesan-pesan seperti ini dapat secara rutin bergulir setiap saat, niscaya kepatuhan wajib pajak secara sukarela akan terwujud dan DJP dapat menjadi suatu institusi yang kita idam-idamkan yaitu institusi yang kuat, kredibel dan akuntabel. (*)
*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi penulis bekerja.
- 401 kali dilihat