Adaptasi Literasi Digital Masyarakat Indonesia

Oleh: Renaldy Cendana, pegawai Direktorat Jenderal Pajak
“The advance of technology is based on making it fit in so that you don't really even notice it, so it's part of everyday life.” – Bill Gates
Laju perkembangan dan kemajuan teknologi telah mengubah kehidupan menuju tingkatan yang lebih tinggi lagi. Teknologi tumbuh modern dan dinamis, melahirkan ciptaan-ciptaan inovatif yang mendunia.
Melihat ke belakang, masyarakat perlu mengerahkan usaha yang lebih besar tanpa bantuan teknologi. Alhasil pekerjaan sehari-hari menjadi kurang efisien dan efektif.
Di masa sekarang, manusia tidak dapat lagi menjalankan kehidupan tanpa adanya bantuan teknologi. Internet menjadi salah satu hasil karya manusia yang telah berkembang pesat hingga saat ini. Internet memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam berkomunikasi dan juga mengakses informasi.
Kemajuan teknologi tidak hanya tampak dari kehadiran internet semata. Sudah tidak terhitung lagi alat-alat buatan manusia yang dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan yang serba cepat dan praktis.
Kehadiran alat-alat ini juga beragam dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Tiap-tiap alat dibuat dan berfungsi dalam spesialisasi tertentu. Contohnya, telepon genggam dan komputer yang digunakan dalam komunikasi dan akses informasi, mobil dan pesawat dalam transportasi, dan masih banyak lagi.
Dalam artiannya, teknologi tidak hanya hadir dalam satu sektor tertentu, tetapi membaur dalam kehidupan manusia secara keseluruhan. Perkembangan teknologi ini telah membaur dalam habituasi masyarakat.
Sektor ekonomi, khususnya sektor perpajakan, tidak dikecualikan dari pesatnya perkembangan teknologi. Berbagai cara dicanangkan demi memberikan kepuasan dan kemudahan kepada para pemangku kepentingan.
Dalam implementasinya, pelayanan-pelayanan dalam sektor perpajakan telah memberdayakan teknologi modern melalui media daring. Pelayanan yang memanfaakan internet sebagai perantara dinilai dapat memberikan jangkauan yang lebih luas secara efisien dan efektif.
Walaupun terlihat praktis, proses peralihan ini tidak terjadi dalam sekejap mata. Perlu ada sarana dan prasarana yang memadai sehingga akses dapat dijangkau dan dimaanfaatkan oleh seluruh lapisan.
Terlebih lagi, masyarakat sebagai pengguna perlu memiliki kemampuan untuk menerima masuknya perubahan yang mau tidak mau harus diterima. Masyarakat harus bisa beradaptasi dan berperilaku dinamis terhadap perkembangan teknologi.
Dari sini, muncul sebuah pertanyaan: apakah kapasitas masyarakat dalam beradaptasi memungkinkan untuk menghadapi perubahan dalam digitalisasi perpajakan yang sedang marak berkembang? Mari kita cari tahu bersama.
Menghadapi masa menuju era internet untuk segala (Internet of Things) mengharuskan masyarakat untuk mengerti dan beradaptasi terhadap perubahan yang ada. Masyarakat memerlukan kemampuan berpikir secara fleksibel untuk menghadapi lingkungan yang dinamis perubahannya.
Masyarakat juga memerlukan sarana dan prasarana yang mampu memfasilitasi masyarakat agar dapat mengakses perantara teknologi yang ada. Tanpa adanya sarana yang memadai, teknologi digital secanggih apa pun juga tidak akan dapat digunakan secara optimal.
Selain itu, masyarakat juga diharapkan untuk mampu mencerna berbagai informasi yang tersedia di sebegitu banyaknya platform informasi yang tersedia dalam media telekomunikasi digital melalui internet.
Masyarakat perlu mengerti bagaimana menyeleksi informasi-informasi yang valid sehingga tidak terjerumus dalam bahaya penyebaran berita hoaks dan penipuan daring.
Berbagai kemampuan dan kecakapan dalam menghadapi perkembangan teknologi yang ada dikenal dengan istilah literasi digital. Literasi digital mencakup kecakapan seseorang dalam memanfaatkan teknologi digital yang ada secara optimal dan kritis.
Istilah literasi digital sendiri sudah cukup lama dikenal secara global, tetapi di Indonesia, literasi digital sedang dalam gencar-gencar yang cukup ramai dikampanyekan di beberapa tahun belakangan ini melalui Gerakan Literasi Nasional.
Dalam prosesnya, berbagai tantangan juga dihadapi masyarakat untuk terbiasa dengan perubahan yang terjadi. Kendala tidak menjadi sesuatu yang sukar untuk ditemui.
Untuk beberapa lingkungan, masyarakat terkendala karena kurangnya inisiatif yang mumpuni untuk mengikuti arus dalam perubahan. Mereka telah merasa nyaman dengan keadaan konvensional yang dijalaninya tanpa melihat ketertinggalan yang akan dialami di masa mendatang.
Ditambah lagi, kurang meratanya sarana dan prasarana yang memadai untuk mengakses teknologi yang terbarukan menjadi sebuah kendala yang cukup fatal. Dengan tersebarnya pulau-pulau, pemerataan pembangunan menjadi sebuah tugas yang menantang bagi pemerintah.
Dengan tantangan yang dihadapi, pemerintah terus berupaya untuk mengembangkan negara kita untuk dapat bersaing secara global melalui media digital. Pembangunan dan juga edukasi akan terus dijalankan sehingga teknologi yang ada dapat dimanfaatkan secara menyeluruh.
Data Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebutkan Status Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2020 mencapai predikat "Sedang" dengan indeks 3,47 dari skala 5. Hal ini merupakan pengingat bagi Indonesia bahwa kita masih berada jauh dari kata sempurna.
Pemerintah dan juga masyarakat luas harus dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama sehingga menempatkan Indonesia sebagai negara terpandang dalam ranah internasional.
Kontribusi masyarakat, khususnya dalam penerimaan pajak telah banyak membantu negara untuk memberikan upaya maksimal dalam infrastruktur pembangunan dari waktu ke waktu. Diharapkan, alokasi penerimaan negara dapat disalurkan menuju Indonesia yang lebih berkembang.
*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.
- 90 kali dilihat