
"Sehari mengenal, selamanya bangga!" gemuruh siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Depok pada acara Pajak Bertutur 2022 yang digelar Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Depok Sawangan di sekolah mereka, Depok (Kamis, 18/8).
Mengusung tema "Generasi Sadar Pajak, Muda Berkreasi Membangun Negeri", gelaran ini bertujuan mengenalkan pajak beserta manfaatnya kepada generasi muda sehingga mereka memiliki kesadaran pajak sejak dini.
Dalam sambutannya, Kepala KPP Pratama Depok Sawangan M. Herijanto W. Utomo mengibaratkan negara seperti organisasi siswa intrasekolah (OSIS). "Seperti dalam OSIS, agar bisa berjalan, negara butuh dana. Dana ini berasal dari iuran masyarakat yang kita sebut pajak," tuturnya.
Kemudian, Penyuluh Pajak KPP Pratama Depok Sawangan Della Pertiwi Anggraini bercerita tentang pajak dan manfaatnya yang beragam. "Untuk membangun jalan, jembatan, rumah sakit, dan membeli vaksin Covid-19. Bahkan, Adik-adik bisa bersekolah gratis di sini karena uang pajak," terangnya.
Della juga mengajak para siswa untuk belajar dengan giat agar mampu berkreasi sehingga bisa berkontribusi bagi negeri. "Ke depan, kita tidak hanya akan bersaing dengan sesama anak Indonesia. Kita harus mampu bersaing dan berkompetisi dengan negara luar," ujar wanita berdarah Sunda tersebut.
Kegembiraan semakin terasa ketika para siswa mengikuti berbagai gim menarik pada gelaran Pajak Bertutur kali ini, mulai dari Tebak Judul Film, Tebak Tokoh, hingga Kuis Ranking 1.
Pada Kuis Ranking 1, mereka bersaing dalam empat babak untuk memperebutkan gelar Ranking 1. Soal-soal yang ditanyakan dalam kuis tersebut seputar pengetahuan umum dan materi kesadaran pajak.
Pada babak terakhir, yakni Babak Kampiun, tersisa tiga orang siswa. Mereka adalah Quaneisha Najla Yudhoajie (Quaneisha), Mahatma Aryanta Sutejo (Arya), dan Christabel Jelita Rahmayanti Rumiris (Abel).
Ketiganya diminta mengemukakan pendapat masing-masing mengenai apa yang akan terjadi jika tidak ada pajak karena masyarakat tidak mau membayar pajak. Pendapat yang mereka utarakan pun terdengar kreatif, unik, dan keren.
Quaneisha berpendapat, jika tidak ada pajak, warga Indonesia akan kekurangan fasilitas. "Tidak ada dana untuk pembangunan sekolah," ungkapnya.
"Negara tidak dapat menyediakan fasilitas umum," cetus Arya. Dia menyebut, karena ada pajak, negara dapat membangun rumah sakit, termasuk menyulap wisma atlet menjadi rumah sakit darurat, untuk penanganan pandemi Covid-19. Kemudian negara juga dapat membangun transportasi publik seperti Moda Raya Terpadu (MRT).
Berbeda dengan keduanya, Abel menyoroti soal kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia apabila tidak ada pajak. "Bagaimana negara kita bisa bersaing kalau anak-anak Indonesia sulit mendapatkan akses pendidikan?" tanyanya penuh makna.
Akhirnya, Quaneisha keluar sebagai pemenang dan dinobatkan sebagai Rangking 1, menyisihkan 29 orang teman-temannya. Sesi foto bersama para pemenang pun menandai berakhirnya gelaran Pajak Bertur 2022 di SMP Negeri 1 Depok ini.[rbl]
Pewarta: Rendy Brayen Latuputty |
Kontributor Foto: Deni Rustandi |
Editor: Yeni Puji Susilo Haripurnomo |
- 32 views