Direktur Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan Republik Indonesia Suryo Utomo menekankan pentingnya kerja sama internasional di bidang perpajakan dalam pertemuan G20 di Indonesia (Rabu, 16/2).

Menurutnya, kerja sama internasional di bidang transparasi perpajakan (tax transparency) dan pertukaran informasi (Exchange of Information/EOI) sangat penting untuk mengakselerasi mobilisasi pendapatan domestik dalam masa pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

“Kerja sama yang inklusif antara otoritas pajak di bidang Exchange of Information diperlukan untuk melawan praktik penghindaran pajak dan pengelakan pajak,” ujar Suryo dalam pertemuan Asia Initiative bersama pimpinan otoritas pajak dari lima negara Asia anggota G20.

Pertemuan pertama Asia Initiative ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Global Forum on Transparency and Exchange of Information for Tax Purposes (Global Forum), pemimpin otoritas pajak dari 13 negara Asia anggota Global Forum, dan beberapa lembaga internasional seperti Asian Development Bank (ADB), World Bank, serta Study Group on Asian Tax Administration and Research (SGATAR).

Bertindak sebagai pimpinan forum, Suryo Utomo mengajak negara-negara di Asia untuk ikut bergabung dalam Asia Initiative pada pertemuan selanjutnya. Ia berharap Asia Initiative dapat menjadi platform dalam berdiskusi, bertukar pengalaman serta penyediaan capacity building bagi anggotanya sehingga dapat mendorong transparansi perpajakan dan pertukaran informasi antarnegara.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan dukungan peluncuran Asia Initiative pada acara Plenary Meeting of the Global Forum on Transparency and Exchange of Information for Tax Purposes tanggal 17 November 2021.

Dalam forum tersebut, Sri Mulyani Indrawati menegaskan peran kerja sama multilateral dalam transparansi dan pertukaran informasi perpajakan untuk mendukung pemulihan yang adil dan inklusif harus terus ditingkatkan. Hal tersebut sejalan dengan semangat yang diusung dalam Presidensi G20 di Indonesia “Recover Together, Recover Stronger”.