Tiga Drama Korea Bertema Pajak Ini Wajib Ditonton

Kesuksesan ‘Squid Game’ merajai box office dunia adalah bukti bahwa drama Korea telah betul-betul menjadi rujukan tontonan wajib bagi pecinta film seluruh dunia. Dari balita hingga manula dibuat penasaran ingin menontonnya. Squid Game merupakan drama korea atau drakor yang bercerita tentang perjuangan bertahan hidup seorang manusia.
Orang-orang Korea ini memang paling bisa menyajikan tema-tema berat menjadi tontonan yang sederhana. Mereka dapat membuat drama yang menyentuh sisi humanis kita sebagai manusia. Tak terhitung lagi berapa kali mereka berhasil memporak-porandakan hati nurani penonton setia.
Biasanya kisah-kisah tentang profesi-profesi pekerja menjadi target mereka.Tokoh utama digambarkan memiliki pekerjaan sebagai dokter, pengacara, jaksa, polisi bahkan tak tanggung-tanggung, petugas pajak pun tak luput dari ide inspirasi lahirnya mahakarya besutan mereka.
Mungkin prinsip mereka, “jika ada dua orang bersengketa, di situ pasti bisa dibuatkan drama”. Apatah lagi sengketa antara petugas pajak melawan pembayar pajaknya. Ini pun pasti menarik bagi mereka untuk dibuatkan drakor juga. Tak Percaya? Berikut drama korea bertema pajak yang berhasil dihimpun.
Drakor pertama berjudul Squad 38. Drama Korea ini bercerita tentang perjuangan para pegawai negeri sipil Pajak Korea Selatan dalam menjalani pekerjaannya sehari-hari. Dengan gigih mereka mengejar orang-orang yang mangkir dalam menunaikan kewajibannya membayar pajak.
Tokoh utama mengajak kita berpetualang untuk memburu para pengemplang uang rakyat dengan cara yang ekstrem dan tidak biasa. Tayang pada 2016 lalu, drakor ini dibuat sebanyak 16 episode. Drakor ini layak ditonton milenial agar melek terhadap profesi mulia petugas pajak.
Selanjutnya ditempati drakor berjudul The Attorney. Ini merupakan drakor yang diangkat dari kisah nyata yang terjadi di Busan tahun 1978. Saat itu Korea Selatan masih dikuasai rezim otoriter dan banyak melakukan penangkapan terhadap warga sipil.
Cerita berfokus pada seorang pria lulusan SMA yang andal dalam hukum perpajakan. Dengan berbagai konflik yang dia hadapi, pemeran utama bertekad memberikan perubahan dan keadilan bagi bangsanya dengan memperjuangkan hak asasi manusia dan kebenaran. Layak ditonton segala usia walaupun berlatar di tahunnya para tetua.
Terakhir drakor berjudul Diary of a Prosecutors. Drama Korea ini menceritakan tentang dua orang jaksa yang memiliki prinsip berbeda di dalam hidupnya. Salah satunya merupakan jaksa yang tidak memiliki ambisi dalam kariernya dan memilih mutasi ke kantor kejaksaan daerah terpencil. Yang satu lagi seorang jaksa wanita ambisius dari kantor kejaksaan pusat yang kerap bersinggungan dengan kasus berat seperti korupsi dan pengemplang pajak yang baru mutasi ke tempatnya. Kompetisi dan sengketa antar keduanya pun menjadi pemicu keseruan drakor ini.
Ketimbang menonjolkan adegan-adegan sidang seperti drama-drama bertema hukum sebelumnya, drama ini lebih menonjolkan bagaimana kehidupan seorang jaksa yang sebenarnya. Penasaran untuk segera menontonnya?
Dari ketiga latar belakang kehadiran drakor tadi, bolehlah kita berkhayal. Seandainya saja orang-orang Korea tahu bahwa di Indonesia saat ini sedang viral drama terbitnya Undang-Undang Harmonisasi Perpajakan, bisa-bisa mereka langsung membuatkan drakor juga. Mungkin saking menariknya, seratus episode pun bisa diproduksinya. Wajar saja, bersebab beleid itu memang mengatur banyak drama juga. Sebutkan saja.
Pertama, di situ ada drama penegakan hukum yang ultimum remedium. Proses ini bisa dibilang sebagai plot twist-nya hukuman penjara. Agak berseberangan tampaknya dengan prinsip showbiz mereka yang memang mencari-cari drama. Di Indonesia, kita lebih memilih jalan damai sebagai akhir dari sengketa.
Lahir dengan semangat empat lima, dengan ruh dari aturan pajak adalah optimalisasi penerimaan negara. Berbeda dengan hukum acara pidana. Di sana secara konsekuensi, hukuman penjara atau mati sekalipun kerugian ditanggung narapidana karena konsekuensi tindakannya semata. Sementara di pajak, kerugian negara pengelakan pajak menyebabkan hak-hak jutaan jiwa rakyat terimbas karenanya.
Semangat dari segala turunan regulasi pajak pada akhirnya adalah demi bertambahnya penerimaan negara. Akan lebih utama apabila hukuman kerugian negara dapat dikembalikan uangnya daripada hanya kurungan terhadap si narapidana saja.
Beleid itu juga mengandung drama pro lingkungan lewat Pajak Karbon. Tema ini akan menjadi drama yang tak kalah intrik tentunya. Orang Korea yang kita kenal adalah penduduk yang gemar melakukan operasi plastik.
Di sinilah dilemanya. Bersebab plastik adalah sumber utama emisi karbon yang mesti dikurangi atas nama beleid itu. Mereka pasti julid dengan kebijakan ini karena akan membatasi gaya hidup mereka.
Tak cukup sampai disitu, di dalam undang-undang penuh drama itu juga terselip beleid pengungkapan sukarela. Agak mirip-mirip dengan kisah tokoh utama dalam drakor Squid Game di muka. Dirinya sukarela mengikuti turnamen pun demi menebus kesalahannya juga.
So, drama Harmonisasi Peraturan Perpajakan di Indonesia sudah layak dibuatkan Drama Korea-nya bukan? Annyeong haseyo, Salam Satu Drama!
- 1002 views