
Sekitar 2250 pegawai Kristiani DJP bergabung melalui Zoom Meeting dan YouTube untuk mengikuti rangkaian kegiatan dalam memperingati Hari Pajak Tahun 2021 yang dipandu dari kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) di Jakarta (Jumat, 9/7).
Kegiatan tersebut berupa kebaktian, gelar wicara (talk show) sekaligus penguatan mental oleh Direktur Jenderal Pajak. Kebaktian Jumat memang telah dilakukan secara rutin setiap Jumat oleh Persekutuan Oikumene DJP. Namun kebaktian kali ini berbeda karena didedikasikan secara khusus untuk memperingati Hari Pajak 2021.
Mengangkat tema Urgensi Pajak menurut Alkitab dan Negara diharapkan para peserta dapat melihat betapa pentingnya pajak, baik dari perspektif Alkitab maupun Negara. Terdapat dua narasumber yang masing-masing membukakan urgensi pajak baik dari pandangan Alkitab dan Negara.
Narasumber pertama adalah pendeta Calvin Bangun. Ia adalah hamba Tuhan yang sering membahas masalah sosial kemasyarakatan. Narasumber kedua yaitu staf khusus Menteri Keuangan bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo.
Dalam khotbahnya, pendeta Calvin mengupas secara khusus bagaimana Alkitab baik di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru memandang pajak. Ia juga menyampaikan bahwa Tuhan memberikan otoritas kepada pemerintah, salah satunya untuk memungut pajak. Namun ia menambahkkan bahwa otoritas tersebut harus digunakan “to administer justice”.
Terdapat beberapa ayat alkitab yang dibahas dalam khotbahnya, salah satunya Roma 13:6 yang mengatakan "Itulah juga sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka yang mengurus hal itu adalah pelayan-pelayan Allah." Sebagai pelayan-pelayan Allah yang diberikan otoritas dalam memungut pajak, pendeta Calvin mengajak para peserta untuk menggunakan otoritas tersebut “to administer justice”.
Sementara itu, Yustinus dalam pemaparannya membukakan sejarah sistem perpajakan dari beberapa era mulai dari era kuno hingga modern. Ia mengutip perkataan Joseph Schumpeter yang mengatakan bahwa apabila ingin mengetahui sejarah peradaban, maka pelajarilah sejarah perpajakannya. Jatuh bangunnya suatu bangsa di
sebagian besar negara ditentukan bagaimana kebijakan perpajakannya diambil.
Gelar Wicara kemudian dilanjutkan dengan diskusi. Peserta bergantian menyampaikan pertanyaannya kepada pendeta melalui kolom pesan maupun secara langsung. Dalam diskusi tersebut disebutkan oleh uendeta Calvin bahwa kesalehan yang holistik adalah kesalehan hidup terkait hubungan vertikal dan horizontal.
Menjadi wajib pajak yang taat pajak dan pemerintah yang adil adalah salah satu bentuk kesalehan hidup dari sisi horizontal. Oleh karena itu, gereja harus mendukung masyarakat untuk taat pajak dalam relasi tersebut.
Acara kemudian lanjutkan dengan penguatan mental oleh Direktur Jenderal Pajak Suryo Utomo. Ia mengawali pengarahan dengan mengajak para hadirin untuk mendoakan pegawai dan masyarakat yang sedang terpapar Covid-19. Selain itu, Suryo juga menambahkan, "Kita telah menerima panggilan yang kita pilih, yaitu mengabdi di Direktorat Jenderal Pajak. Oleh karena itu seharusnyalah kita melakukan yang terbaik untuk institusi yang kita cintai."
Atas kemurahan dan kasih Tuhan, acara kebaktian Persekutuan Oikumene DJP berjalan dengan lancar. Para peserta yang hadir kiranya semakin diteguhkan untuk melayani Tuhan serta bangsa dan negara dalam perannya sebagai pegawai DJP.
- 199 views