Kantin Tanpa Daftar Harga

Oleh: I Gusti Ngurah Surya Jelantik, pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Ini adalah cerita tentang kantin kejujuran di kantor kami, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Denpasar. Ia hanyalah sebuah kulkas kecil berisi minuman dan makanan ringan yang kami tata sedemikian rupa. Tidak lupa dengan daftar harga yang tertempel di pintu depannya. Namanya saja kantin kejujuran, memang tidak ada pegawai yang berjaga sebagai kasirnya. Namun tenang saja, ada sebuah kotak kaca kecil berbentuk seperti kotak amal yang diletakkan di atas kulkas kantin kejujuran tersebut. Kotak tersebutlah yang menagih uang sang pembeli dan sudah menjadi naluri sang pembeli untuk meletakkan uangnya disana.
Kantin kejujuran kami terletak di sebuah pojok di Tempat Pelayanan Terpadu (TPT). Pojok yang begitu menarik perhatian bagi mata yang haus dan lapar. Terletak di TPT, seolah-olah kantin kami sudah tahu siapa pangsa pasarnya. Memang pada awalnya, kehadirannya diperuntukkan demi peningkatan kualitas pelayanan bagi wajib pajak kami. Maka dengan hadirnya fasilitas ini, wajib pajak akan semakin nyaman saat menerima layanan di ruang TPT.
Kantin kejujuran menjadi sebuah penyelamat lapar dan dahaga mereka di kala bosannya mengantre. Tidak hanya wajib pajak, para pegawai KPP Madya Denpasar pun juga berbelanja di kantin kejujuran. Di saat beban kerja yang padat, hati dan fisik yang lelah terkuras, dan mata yang mulai suntuk, kantin kejujuran pun menjadi pilihan untuk kembali segarkan kondisi. Meskipun kecil nan sederhana, kantin kejujuran kami sudah sangat cukup untuk memenuhi kepuasan mulut dan perut. Dengan variasi jenis makanan dan minuman yang disediakan, kantin kami sudah terasa cukup lengkap.
Kantin kejujuran bukan hanya sebuah kantin biasa. Berbeda dengan kantin yang ada di belakang gedung KPP kami. Secara umum memang sama-sama menjual makanan dan minuman untuk kebutuhan wajib pajak dan pegawai. Namun, kantin kejujuran mempunyai banyak filosofi dan makna bagi KPP Madya Denpasar.
Cerminan
Kantin kejujuran merupakan cerminan integritas sang pembeli dalam hal ini adalah wajib pajak dan para pegawai KPP Madya Denpasar. Integritas berarti berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan benar. Integritas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) juga dapat diartikan sebagai kejujuran. Integritas sang pembeli akan diuji ketika mereka membayar sejumlah uang sesuai dengan barang yang dibeli.
Karena tidak ada pengawasan sama sekali, bisa saja sang pembeli membeli barang tanpa membayarnya pada kotak uang. Atau mungkin uang yang dibayarkan kurang dari harga barang yang dibeli. Dan yang paling parah untuk contoh buruk sebuah integritas adalah mungkin saja sang pembeli tidak membeli apa pun, bahkan mengambil uang dari kotak uang kantin kejujuran, dengan kata lain bisa disebut sebagai tindakan mencuri.
Integritas merupakan suatu hal yang selalu perlu diasah. Dan kantin kejujuran merupakan salah satu tempat kecil untuk melatihnya. Dengan kebiasaan baik ini akan membentuk karakter jujur yang membudaya bagi seseorang. Bagai pisau bermata dua, apabila yang dilakukan adalah suatu hal yang buruk dan curang, maka perbuatan tersebut akan menjadi awal untuk perbuatan koruptif yang lebih besar.
Selalu Untung
Selama ini pengelolaan atas Kantin kejujuran menjadi tanggung jawab Seksi Pelayanan KPP Madya Denpasar. Beberapa pelaksana ditugasi untuk mengurus kantin kejujuran, seperti membeli barang yang dijual, membuat daftar harga, menata barang dengan rapi, merekap keuntungan harian, dan merekap keuntungan bulanan untuk dibelikan lagi barang yang baru. Siklus ini akan terus berjalan selama tidak terjadi defisit atau kerugian. Syukurnya, kantin kejujuran KPP Madya Denpasar selalu mendapatkan keuntungan di setiap bulannya.
Siklus yang terus berjalan tersebut menandakan tingkat integritas yang baik. Bahkan terkadang, jumlah keuntungan yang didapatkan lebih dari yang seharusnya. Pada kondisi idealnya, kantin kejujuran pasti selalu untung karena harga jual di daftar harga lebih tinggi daripada harga beli.
Prestasi
Kantin kejujuran KPP Madya Denpasar selalu menjadi salah satu andalan yang ‘dijual’ ketika kantor mengikuti suatu penilaian. Ia merupakan inovasi pelayanan yang berjasa dalam pencapaian beberapa prestasi kantor.
KPP Madya Denpasar berhasil meraih predikat sebagai Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (ZI-WBK) dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) pada 2018. Predikat ini menjadikan KPP Madya Denpasar sebagai unit berpredikat WBK pertama di Kantor Wilayah (Kanwil) DJP Bali. Sebelum meraih predikat tersebut dari Kemenpan-RB, KPP Madya Denpasar menjadi terbaik ketiga dalam penilaian ZI-WBK tingkat Kementerian Keuangan.
Di tahun yang sama, KPP Madya Denpasar juga berhasil mendapatkan predikat terbaik pertama dalam Penilaian Kantor Pelayanan Pajak Percontohan di tingkat Kanwil DJP Bali, yang pada tahun sebelumnya hanya mendapatkan peringkat ketiga. Prestasi terbaru yang membanggakan adalah KPP Madya Denpasar berhasil mendapatkan predikat Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) tingkat Kementerian Keuangan pada 2019 yang merupakan kelanjutan dari Pembangunan ZI-WBK.
Siapa sangka hal sederhana bisa sarat makna. Kantin kejujuran yang pada awalnya hanya dibuat untuk tujuan peningkatan kualitas pelayanan di KPP, ternyata dapat memberikan manfaat lain yang tersembunyi di dalamnya. Dengan ketulusan hati untuk memberi yang terbaik kepada Wajib Pajak, hal kecil pun dapat menjadi sesuatu yang besar.
Dan hingga detik ini, kantin kejujuran kebanggaan kami semakin berseri. [Sry][Rz]
*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi penulis bekerja.
- 423 views