Pentingnya Pengetahuan Pajak Sejak Dini

Oleh: Ilham Rizki Wahyu Putera, pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Bagi suatu negara, generasi muda adalah akar dari bangsa tersebut. Pemuda adalah potensi yang sangat besar dan masih mudah untuk dibentuk agar dimasa depan mereka bisa menjadi perantara yang membawa Indonesia ke puncak kejayaannya. Pajak adalah sumber penerimaan negara yang paling besar, sehingga tanpa pajak maka negara ini tidak bisa terus bergerak maju dikarenakan tidak ada adanya dana. Apabila di masa lalu pahlawan adalah mereka yang memagang tombak dan pedang untuk berjuang meraih kemerdekaan, maka sekarang pahlawan adalah mereka yang mau membayar pajak untuk menjaga eksistensi dari negara ini dan juga mereka yang mau berkarya agar bangsa ini diakui dan dihormati oleh bangsa lain.
Dewasa ini, banyak sekali orang orang yang masih belum mengerti tentang pajak dan juga tidak senang dengan pajak, sejatinya mereka hanya tidak mengetahui tentang manfaat pajak dan apa yang bisa diperoleh dari membayarnya. Oleh karena itu pengetahuan tentang pajak sangat dibutuhkan sejak dini untuk membentengi masyarakat dari stereotype pajak yang buruk dan salah, pembekalan semacam ini bisa dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Di lingkungan keluarga misalnya, orang tua bisa memberikan pemahaman kepada anak bahwa kemudahan akses yang dimiliki keluarga, ketercukupan Sumber Daya Alam, dan juga banyaknya penyedia kebutuhan sehari hari adalah hasil dari ayah yang membayar pajak setiap bulannya. Dari lingkungan keluarga inilah anak akan memahami bahwa sebenarnya uang yang kita bayarkan setiap bulannya adalah untuk kebutuhan kita sendiri. Pada saat anak berada di lingkungan sekolah, guru bisa mengajarkan kepada anak anak bahwa karena pajaklah mereka bisa menikmati fasilitas sekolah karena bangunan sekolah, fasilitas yang ada di sekolah, dana operasional sekolah dan juga gaji dari guru-guru mereka berasal dari uang pajak yang dibayarkan warga negara yang taat membayar pajak.
Kemudian dari lingkungan masyarakat, anak-anak bisa belajar bahwa fasilitas umum yang bisa dinikmati oleh masyarakat adalah hasil dari uang pajak yang digunakan untuk membangun sarana dan prasarana yang akan berguna untuk masyarakat luas karena bisa menjadi jembatan untuk tercapainya pemerataan kesejahteraan sosial dan ekonomi. Uang pajak yang berhasil dikumpulkan oleh Direktorat Jenderal Pajak akan disalurkan keseluruh instansi dan akan digunakan untuk membiayai pembangunan fasilitas umum seperti pembangunan jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, dan juga untuk membiayai operasional kantor-kantor pelayanan publik dan untuk membayar gaji ASN yang sudah bekerja untuk negara ini.
Direktorat Jenderal Pajak telah banyak membuat program yang digunakan untuk memberikan pengetahuan yang mendasar tentang pajak kepada anak usia dini, contohnya Pajak Bertutur dan juga Tax Goes to School atau Tax Goes to Campus. Pajak Bertutur sendiri adalah program Direktorat Jenderal Pajak yang bertujuan untuk membangun kesadaran akan pentingnya peran pajak di sektor pembangunan dengan menargetkan 2.000 lembaga Pendidikan baik SD, SMP, SMA, dan Universitas di seluruh Indonesia. Sementara Tax Goes to School adalah Program Direktorat Jenderal Pajak yang dilakukan oleh seluruh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan juga Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP). Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengenalan tentang pajak kepada anak-anak usia dini karena merekalah generasi muda bangsa ini dan mereka harus mengenal pajak dengan baik, karena merekalah kelak yang akan menjadi konsumen akbar dan lading potensi perpajakan.
Tax Goes to School tidak efektif jika anak-anak diberi pengetahuan pajak yang langsung berat dan bersifat formal, jadi Tax Goes to School harus bersifat fun tapi tetap mengedukasi, Tax Goes to School berfokus pada penjelasan manfaat pajak yang bisa dirasakan mereka sejak dini. Sementara Tax Goes to Campus adalah program Direktorat Jenderal Pajak untuk memberi pengetahuan pajak kepada mahasiswa dan mahasiswi yang ada di Universitas di Indonesia. Tax Goes to Campus menyasar mahasiswa dan mahasiswi karena mereka sebentar lagi akan terjun ke dunia kerja dan dunia usaha, jadi diperlukan pembekalan yang cukup supaya mereka bisa ikut berkontribusi kepada negara melalui pajak.
Melalui Tax Goes to School, Direktorat Jenderal Pajak bisa meminimalisir Free Rider yang hanya ikut menikmati fasilitas publik tapi tidak berkontribusi kepada negara. Acara ini dilakukan agar mahasiswa dan mahasiswi tidak buta pengetahuan pajak saat terjun ke dunia kerja karena banyak instansi dan perusahaan yang akan memberikan syarat kepemilikan NPWP kepada calon karyawannya. Tidak hanya itu, jika mahasiswa berupaya untuk membuka usaha sendiri maka mereka juga memerlukan NPWP untuk menjalankan usaha mereka dan bekerja sama dengan perusahaan lain. Yang perlu ditekankan adalah apabila mereka telah memiliki NPWP maka mereka memiliki kewajiban untuk melaporkan penghasilan,harta dan SPT Tahunan mereka. Saat mereka memiliki NPWP mereka harus mengerti hak dan kewajibannya, apabila mereka telah mengerti hak dan kewajibannya maka Direktorat Jenderal Pajak akan membantu urusan mereka juga.
Direktorat Jenderal Pajak sangat berharap bahwa generasi muda Indonesia bisa menjadi awal yang baik untuk memulai Generasi Sadar Pajak karena merekalah yang akan menjadi penerus bangsa ini di masa depan. Direktorat Jenderal Pajak juga meminta dukungan dari berbagai elemen masyarakat dalam mengedukasi para generasi muda bangsa Indonesia.
*)Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerinan sikap instansi penulis bekerja
- 14778 views