Dalam upaya memperluas kesadaran pajak di kalangan generasi muda, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Bali menjalin kerja sama strategis dengan sembilan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Bali.
Kepala Sekolah dari 9 SMK di Bali menandatangani berita acara dan menerima piagam penghargaan dari Kepala Kanwil DJP Bali sebagai mitra inklusi kesadaran pajak di tingkat sekolah menengah atas di Aula Paseban Kecak, Kanwil DJP Bali, Kota Denpasar (Senin, 25/8).
Kerja sama ini bertujuan untuk menanamkan pemahaman tentang perpajakan sejak dini kepada para pelajar, khususnya siswa SMK yang akan segera memasuki dunia kerja, berwirausaha, atau melanjutkan pendidikan.
Sembilan sekolah yang menjadi mitra inklusi perpajakan di tingkat sekolah menengah di Bali yaitu SMK Saraswati I Denpasar, SMKN I Gianyar, SMKN I Tabanan, SMKN 2 Denpasar, SMKN 2 Tabanan, SMKS Wira Bhakti Denpasar, SMK TI Global Jimbaran, SMK Teknologi Denpasar, dan SMK Dwijendra Denpasar.
Dalam sambutannya, Darmawan, Kepala Kanwil DJP Bali, menjelaskan tentang pentingnya pemahaman pajak sejak dini. "“Pajak merupakan sumber utama pendapatan dalam anggaran dan pendapatan negara (APBN), dalam mewujudkan amanat konstitusi yaitu Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.
Pemahaman tentang pajak perlu dikenalkan sejak dini kepada masyarakat. Masa depan bangsa Indonesia sesungguhnya ada di tangan anak-anak kita. Mereka adalah generasi penerus yang kelak akan memimpin, menggerakkan, dan menentukan arah pembangunan bangsa,” ucap Darmawan.
Darmawan menambahkan, apabila sejak dini siswa telah memiliki pemahaman bahwa pajak merupakan bagian dari gotong royong serta kewajiban sebagai warga negara, maka di masa depan mereka akan tumbuh menjadi generasi yang sadar, peduli, dan bertanggung jawab. Menurutnya, dengan menumbuhkan kesadaran pajak sejak dini, kita sesungguhnya sedang menyiapkan fondasi bagi masa depan bangsa yang lebih mandiri, adil, dan sejahtera.
“Program inklusi kesadaran pajak bukan untuk membebani Bapak Ibu guru di sekolah. Program ini dilakukan dengan menyisipkan nilai-nilai sederhana mengenai pentingnya pajak ke dalam pembelajaran sehari-hari. Misalnya, dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila, pajak dapat dikaitkan dengan peran warga negara dalam membangun bangsa. Sementara itu, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, pajak dapat diangkat sebagai tema dalam latihan menulis, berdiskusi, atau berpidato mengenai kepedulian sosial,” terang Darmawan.
Salah satu peserta, Kadek Ksamaputra, Kepala SMKN 2 Denpasar, menyatakan turut bangga dapat ikut berpartisipasi dalam program inklusi kesadaran pajak Kanwil DJP Bali.
“Penanaman kesadaran pajak kami masukkan dalam pelajaran Pendidikan Pancasila. Antara lain dengan cara memberikan contoh-contoh pembangunan yang dilaksanakan pemerintah yang dibiayai oleh pajak. Kesadaran pajak dapat ditumbuhkan juga melalui kegiatan bentuk bela negara, dan cinta air. Sehingga dapat meningkatkan patriotisime terhadap negara dari kesadaran atas fungsi pajak,” ujar Kadek Ksamaputra memberikan testimoni.
Pewarta: Sukarni |
Kontributor Foto: Gede Wahyu Wardana |
Editor: Sukarni |
*)Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.
- 4 views