Bandung, 19 Desember 2024 – Di tengah situasi ekonomi global masih sangat dinamis dan penuh ketidakpastian, kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di Jawa Barat sampai dengan tanggal 30 November 2024 kembali mencatatkan surplus sebesar Rp23,18 triliun dengan total pendapatan mencapai Rp137,92 triliun (82,34 persen dari APBN). Sementara total belanja mencapai Rp114,74 triliun (88,79 persen dari APBN).
Pendapatan Wilayah Jawa Barat tumbuh sebesar 3,64 persen (yoy) atau senilai Rp4,84 triliun. Penerimaan pajak s.d. November 2024 mencapai Rp105,84 triliun dan tumbuh positif sebesar 4,92 persen (Rp4,96 triliun) dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Non Migas mengalami peningkatan sebesar 9,81 persen (Rp4,77 triliun).
Dari lima jenis pajak, kelompok Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mengalami pertumbuhan 0,31 persen (Rp159 miliar) dibanding periode yang sama tahun lalu. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) mengalami pertumbuhan sebesar 9,39 persen (Rp50 miliar) dibandingkan periode November 2023. Jika dilihat dari realisasi per bulan, secara neto, pada realisasi bulan November 2024 sebesar Rp9,97 triliun. Lebih besar, jika dibanding realisasi neto bulan November 2023 sebesar Rp9,52 triliun.
Penerimaan neto Kepabeanan dan Cukai di Jawa Barat sebesar Rp25,42 triliun (70,43 persen dari target APBN). Penerimaan rutin Rp25,3 triliun (99,51 persen) dan Extra Effort Rp123,25 miliar (0,48 persen). Pertumbuhan penerimaan total (yoy) turun 4,78 persen atau Rp1,27 triliun (yoy). Total realisasi PNBP tumbuh positif sebesar 9,28 persen (yoy) dengan capaian 128,74 persen dari target Rp5,16 triliun yang merupakan kontribusi dari berbagai sumber Penerimaan Negara Buka Pajak (PNBP) lainnya dan pendapatan yang dihasilkan Badan Layanan Umum.
Kinerja Belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan sebesar 11,94 persen atau senilai Rp12,24 triliun. Pertumbuhan terjadi pada semua jenis belanja, kecuali Belanja Modal, pertumbuhan terbesar pada Belanja Barang sebesar 16,80 persen atau senilai Rp2,72 triliun. Realisasi Transfer ke Daerah (TKD) tumbuh sebesar 12,47 persen (yoy) pertumbuhan terjadi di semua jenis Dana Transfer. Realisasi terbesar pada DAU sebesar Rp37,85 triliun. Pertumbuhan tertinggi pada Dana Insentif Fiskal (DIF) sebesar 72,10 persen karena meningkatnya Pemerintah Daerah yang mendapat DIF.
Keseimbangan Primer menunjukkan surplus sebesar Rp23,18 triliun yang lebih kecil jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Semakin membaiknya kinerja penerimaan perpajakan dan PNBP memberikan andil yang kuat dalam menciptakan angka surplus.
Hingga 30 November 2024, kinerja APBN melanjutkan tren positif, realisasi penerimaan dan belanja positif, disertai realisasi PNBP yang telah melampaui target. Sementara itu, proyeksi perekonomian global masih melemah dipengaruhi faktor geopolitik, iklim, dampak kebijakan Trump, dan harga komoditas. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi domestik di kuartal empat tahun 2024 diproyeksikan tetap terjaga kuat, yang didukung konsumsi masyarakat yang kuat dan inflasi yang terkendali.
Pemerintah terus mengoptimalkan peran APBN dalam menjaga perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, serta mendukung program prioritas pemerintahan baru. Kinerja APBN di pengujung 2024 menjadi pondasi kuat untuk APBN 2025.
#PajakKitaUntukKita
#PajakKuatAPBNSehat
- 12 views