Bandung - Kamis, 28 November 2024 Pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terus menunjukkan perannya sebagai instrumen utama dalam menjaga stabilitas ekonomi di tengah tantangan global yang kompleks. Hingga 31 Oktober 2024, kinerja APBN di Jawa Barat menunjukkan capaian positif, hal ini mendukung stabilitas ekonomi regional serta memberikan perlindungan bagi masyarakat.

A. Perkembangan Perekonomian Jawa Barat

    1. Pertumbuhan Ekonomi Global dan Nasional

         Di tengah pelonggaran kebijakan moneter global, ekonomi Jawa Barat tetap tumbuh positif. Hal ini sejalan dengan tren pertumbuhan di Asia, meski perlambatan di  Tiongkok dan konflik geopolitik di Timur Tengah masih memberikan tantangan.

    2. Inflasi dan Indeks Harga Konsumen (IHK)

        Inflasi Jawa Barat pada Oktober 2024 terkendali di angka 1,92% (yoy) dengan IHK sebesar 106,70. Peningkatan harga pada beberapa komoditas, seperti beras dan emas, menjadi penyumbang utama kenaikan inflasi

   3. Neraca Perdagangan 

       Jawa Barat mencatat surplus neraca perdagangan sebesar USD 2,24 miliar, dengan ekspor mencapai USD 3,24 miliar dan impor sebesar USD 1,00 miliar.

   4. Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN)

       NTP tercatat turun menjadi 111,27, sedangkan NTN naik menjadi 112,18, menunjukkan dinamika dalam sektor pertanian dan perikanan.

 

B. Perkembangan Kinerja APBN Jawa Barat

   1. Surplus APBN

       APBN mencatat surplus sebesar Rp21,03 triliun, dengan total pendapatan mencapai Rp125,31 triliun (74,82% dari target) dan belanja sebesar Rp104,28 triliun (81,17% dari target).

   2. Pertumbuhan Pendapatan

      Pendapatan wilayah Jawa Barat tumbuh 2,80% (yoy) dengan kontribusi terbesar dari Pendapatan BLU (+21,89%) dan Pajak Penghasilan Non-Migas (+10,01%).Pendapatan pajak juga menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 4,93%.

  3. Realisasi Belanja Negara

  • Belanja Pemerintah Pusat tumbuh 11,50%, dengan peningkatan signifikan pada belanja barang (+19,33%).
  • Dana Transfer ke Daerah (TKD) tumbuh 10,90%, dengan Dana Insentif Fiskal mencatat pertumbuhan tertinggi (+54,16%).

   4. Penerimaan Pajak s.d. Oktober 2024 mencapai Rp 95,865 triliun

       Penerimaan pajak tahun 2024 tumbuh positif sebesar 4,93 persen (Rp. 4,507 triliun), dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Jenis pajak PPh Non Migas mengalami peningkatan sebesar 10,01persen (Rp 4,453 triliun). Dari lima jenis pajak, kelompok PPN dan PPnBM mengalami pertumbuhan 0,13 persen (Rp. 12 miliar) dibanding periode yang sama tahun lalu. PBB mengalami pertumbuhan sebesar 12,06 persen (Rp 60 miliar) dibandingkan periode Oktober 2023. Untuk Kanwil DJP Jawa Barat III sendiri mencatat realisasi penerimaan neto hingga 31 Oktober 2024 sebesar Rp25,11 triliun atau 75,82% dari target APBN 2024, dengan pertumbuhan mencapai 7,8% (yoy).

5. Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) 

    PNBP tumbuh positif sebesar 10,39% (yoy), melampaui target sebesar 117,98%, berkat kontribusi dari Badan Layanan Umum dan sumber-sumber PNBP lainnya.

6. Program Prioritas Pemerintah

    Realisasi berbagai program prioritas seperti pengendalian inflasi, penghapusan kemiskinan ekstrem, dan penurunan prevalensi stunting mencapai angka yang signifikan. Program-program ini mencakup alokasi anggaran untuk prasarana sumber daya air, bantuan sosial, dan peningkatan investasi.

Kesimpulan

Kinerja APBN hingga Oktober 2024 mencerminkan perannya yang optimal dalam mendukung stabilitas ekonomi Jawa Barat. Pertumbuhan ekonomi sebesar 4,91% pada kuartal ketiga tahun ini menjadi bukti bahwa APBN tetap menjadi alat utama dalam menjaga keseimbangan fiskal dan melindungi masyarakat.

Pemerintah terus berkomitmen untuk mengantisipasi tantangan global dan memaksimalkan peran APBN sebagai instrumen utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menjaga stabilitas ekonomi.