Oleh: Putu Bagus Indra Dermawan Kemuning, pegawai Direktorat Jenderal Pajak

Mesir merupakan salah satu negara dengan peradaban tertulis paling tua di dunia. Setidaknya sejak 3000 SM sudah terdapat catatan terkait penguasa Mesir dari dinasti awal Mesir kuno. Sejalan dengan hadirnya penguasa, maka telah hadir pula pemerintahan beserta birokrasinya dan tentu saja ada pemungutan pajak di dalamnya.

Catatan-catatan terkait perpajakan terus bisa kita temukan dari dinasti pertama Mesir hingga dinasti Ptolemaik. Dokumen tertua yang ditemukan terkait perpajakan di Mesir kuno berumur setidaknya 5.000 tahun saat periode dinasti awal Mesir atau masa permulaan kerajaan lama. Saat itu pajak umumnya berbentuk korve ataupun persentase atas gabah dan hewan ternak. Pembebasan pajak juga sudah mulai dikenal pada masa dinasti ke-4 kerajaan lama pada sekitar 2625 SM-2500 SM. Saat itu para petugas dan aset kuil diberikan fasilitas bebas pajak, meliputi juga bebas dari korve.

Pasca-penaklukan Mesir oleh Aleksander Agung pada 332 SM, muncul dinasti baru Mesir di bawah mantan Jenderal Alexander yakni Ptolemy. Pada masa dinasti Ptolemaik, perpajakan tidak hanya mendukung ekonomi kerajaan tetapi juga mencerminkan struktur sosial yang kompleks. 

Pajak kapitulasi misalnya, dikenakan berdasarkan status sosial dan etnis, sementara pajak pertanian menyasar hasil panen seperti gandum dan anggur yang menjadi tulang punggung ekonomi agraris Mesir. Selain itu, negara juga mengandalkan pajak jasa dan perdagangan, yang mencakup pajak atas produksi barang kerajinan serta penggunaan kapal di Sungai Nil. Pajak impor atas barang mewah seperti anggur semakin memperkaya kas negara, yang dikelola dengan ketat untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Selain Ptolemy sang pendiri dinasti sekaligus jenderal dari Aleksander Agung, di antara para penguasa dinasti Ptolemaik yang terkenal tentu saja tidak lain dan tidak bukan adalah Cleopatra. Cleopatra bisa dikatakan sebagai salah satu penguasa perempuan paling terkenal di dunia. Daya pikatnya mampu meluluhkan hati para petinggi Roma saat itu, baik Julius Caesar maupun penerusnya, Mark Anthony. Hubungan dan pengaruhnya ke Mark Anthony bisa dikatakan sangat kuat dalam memantik perang saudara Roma pada tahun 30 SM antara fraksi Mark Anthony dan fraksi Octavianus.

Di luar sangkaan itu, kita masih bisa melihat jejak tulisan tangan Cleopatra di dokumen Papyrus yang ia sahkan. Konon, dari kata itulah, muncul istilah paper yang berarti kertas. Dokumen tersebut merupakan Keputusan Kerajaan yang berisi insentif pajak berupa pembebasan pajak kepada Publius Canidius Crassus salah seorang jenderal Roma sekaligus orang Kepercayaan Mark Anthony. Adapun dokumen tersebut berbunyi seperti ini:

“Kami telah memberikan kepada Publius Canidius dan ahli warisnya izin untuk mengekspor 10.000 artabas [300 ton] gandum setiap tahun serta mengimpor 5.000 amphora Coan [sekitar 34.500 galon] anggur setiap tahun tanpa dikenakan pajak atau biaya apapun. Kami juga memberikan pembebasan pajak atas seluruh tanah yang dimilikinya di Mesir dengan ketentuan bahwa ia tidak akan membayar pajak apapun, baik kepada negara maupun kepada saya dan anak-anak saya, dalam bentuk apapun dan untuk selama-lamanya. Kami juga memberikan pembebasan bagi seluruh penyewanya dari tanggung jawab pribadi dan pajak, tanpa ada pihak yang memungut apapun dari mereka, bahkan mereka tidak perlu berkontribusi pada pungutan sesekali di wilayah atau membayar biaya untuk kebutuhan tentara atau pejabat. Kami juga memberikan pembebasan bagi hewan yang digunakan untuk membajak dan menabur, serta hewan pengangkut dan kapal yang digunakan untuk mengangkut gandum [di sepanjang Sungai Nil], dari tanggung jawab pribadi dan pajak, serta mereka tidak dapat disita [oleh tentara]. Biarlah keputusan ini dituliskan dan disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, agar mereka dapat bertindak sesuai dengan ketentuan ini.

Laksanakan!”

foto cleopatra

Kata laksanakan atau yang dalam bahasa Yunani kuno adalah ginesthoi pada dokumen papyrus tersebut oleh para sejarawan dipercayai sebagai satu-satunya tulisan tangan oleh Cleopatra yang masih bisa kita saksikan hingga saat ini.

Malangnya, takdir tidak berpihak pada Cleopatra. Armadanya dihancurkan Octavian pada pertempuran Actium di lautan Aegean. Kekalahan demi kekalahan berikutnya membuat Mark Anthony memutuskan mengakhiri hidupnya. Peristiwa tragis ini disusul  oleh Cleopatra Pada 10 atau 12 Agustus Tahun 30 SM, entah dengan menelan racun atau dengan membiarkan kobra menggigitnya.

Kematian Cleopatra menandai berakhirnya perang saudara Roma, berakhir pula kekuasaan Dinasti Ptolemy di Mesir, di mana Mesir dianeksasi menjadi salah satu provinsi Roma. Hal ini juga menandai transisi Roma yang sebelumnya berupa Republik menjadi Kekaisaran dengan Octavianus Augustus sebagai Kaisar pertamanya. Meski negara silih berganti dan ajal menunggu para penguasa dan pasti, pemungutan pajak tidak pernah berhenti. Mesir menjadi salah satu provinsi dengan kontribusi pajak terbesar bagi Roma dan bahkan saking besarnya kontribusinya, sebuah badan bernama Fiscus dibentuk khusus untuk mengelola pajak yang didapat dari Mesir. 

Memang benar kata Benjamin Franklin di dunia ini tidak hal yang pasti, kecuali kematian dan pajak.
 

 

*)Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.

Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.