
“Selamat Pagi Pak Saharuddin. Izin perkenalkan saya Shafira, petugas KPP Pratama Tenggarong yang memproses permohonan PKP perusahaan Bapak,” pesanku kepada direktur sebuah perusahaan, guna mengonfirmasi nomor WhatsApp pengurus dari Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang aku kunjungi selumbari. Permohonan PKP yang telah diterima seminggu yang lalu akhirnya dilanjutkan dengan visit pada hari Senin (3/6). Salah satu hal yang menyenangkan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tenggarong adalah saat tugas dinas, kami bisa menikmati perjalanan di luar wilayah Samarinda. Kerja wisata, begitulah istilahnya yang biasa dipakai untuk caption Instastory saat tugas.
Bersama Eries dan Nisah, saya berangkat menggunakan mobil plat merah menuju Samboja tanpa lewat tol. Perjalanan kami cukup santai, berangkat pukul 09.30 WITA, kami menuju lokasi pertama PKP bertempat di Muara Jawa. Perjalanan kami penuh dengan pemandangan hijau dan lokasi bekas pertambangan. Bagi perantau dari Jawa, tentu mataku menyorot danau bekas lahan tambang yang berwarna hijau itu. Namun, di balik warnanya yang menawan, danau bekas tambang itu konon berbahaya. Banyak berita tentang anak Samarinda tenggelam dan tak selamat dari situ.
Senang rasanya setiap tugas ke Samboja. Di sebelah kiri pemandangan mengarah ke Pantai Pemedas. Sayang sekali jam masih menunjukkan pukul 10.47 WITA. Jam istirahat masih satu jam lagi. Apalagi hari itu Senin. Tak elok memakai baju Kemenkeu kebanggaan ini berjalan-jalan menyusuri pantai di jam kerja. Setelah melewati Pantai Pemedas, Coconut Beach, indra keenamku menyorot ada tempat unik baru. Believe Beach, pantai yang baru dibuka akhir tahun lalu. Rasanya jiwa kerja dikit-dikit healing ini meronta-ronta. Ingin sekali mampir, tapi ah sudahlah waktunya tak tepat.
“Pak, kami sudah sampai di lokasi, gangnya sebelah mana ya, Pak?” kata Eries dari sambungan telepon. Pengusaha itu pun menjemput kami agar tidak salah masuk gang buntu.
“Alasan pengajuan permohonan sertifikat elektroniknya untuk keperluan apa, Pak?” tanyaku kepada Bapak Direktur.
“Kami membutuhkan faktur untuk memenuhi syarat dari lawan transaksi,” jawabnya.
“Apakah kegiatan usaha Bapak sesuai dengan permohonan pengajuan PKP?” tanyaku.
“Ya,betul, Mbak. Saat ini kegiatan usaha kami adalah jasa keagenan kapal,” jawabnya.
“Jadi aset kapal yang digunakan apakah milik pribadi pak?” tanyaku lagi.
“Kami memberdayakan pengusaha lokal terutama nelayan dan para pemilik kapal di wilayah Muara Jawa. Apabila ada perusahaan pelayaran yang masuk ke wilayah otoritas Muara Jawa wajib menggunakan jasa agen ke kapal lokal, mulai dari datang ke wilayah Muara Jawa hingga pergi berlayar ke luar wilayah kami,” jelasnya.
“Berapa jumlah tenaga kerja saat ini, Pak?” tanyaku.
“Untuk tenaga kerja saat ini, kami mempekerjakan nelayan dan buruh lokal bagi perusahaan yang menggunakan jasa trip dari kami. Apabila diperlukan perusahaan pun dapat meminta tawar menawar harga berdasarkan dasar pengajuan dari biaya pandu alam, bongkat muat dan lain-lain,” jawabnya.
Setelah berbagai pertanyaan verifikasi lapangan yang diajukan, kami pun memberitahukan kepada wajib pajak mengenai hak dan kewajiban perpajakan yang didapatkan setelah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).
Taat pajak, pengusaha kena pajak pun turut membantu perekonomian masyarakat lokal. Tak hanya menguntungkan pengusaha. Para nelayan pun turut mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Pengusaha bersungguh-sungguh dalam kesejahteraan masyarakat lokal.
Proses verifikasi di lapangan selesai dalam waktu kurang dari satu jam. Ya, betul, yang lama itu perjalanannya. Kami pun kembali pulang ke Samarinda dengan jalan tol Balikpapan-Samarinda. Lebih banyak pahala katanya kalau bepergian lewat jalan yang berbeda. Lahan-lahan bekas tambang yang ada di bahu kanan dan kiri jalan tol menjadi pemandangan sepanjang perjalanan.
Waktu tempuh yang dulu sampai empat jam melalui jalan biasa, melalui jalan tol hanya sekitar satu jam saja. Pajak kita untuk kita, dapat dibuktikan dengan adanya infrastruktur di sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN) yang semakin maju dan berkembang.
Pewarta: Shafira Fitria Rachmawati |
Kontributor Foto: Shafira Fitria Rachmawati |
Editor: Mohamad Ari Purnomo Aji |
*) Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.
- 18 views