Penyuluh pajak Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jawa Timur III menjelaskan tugas dan fungsi DJP melalui kegiatan Sosialisasi Kelembagaan Politeknik Keuangan Negara-Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (PKN STAN). Kegiatan tersebut digelar di Aula Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Malang, Jawa Timur (Kamis, 21/3).
Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN bekerja sama dengan Kementerian Keuangan Satu Jawa Timur melaksanakan sosialisasi kelembagaan sebagai salah satu upaya dalam mendorong pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk melanjutkan pendidikannya menuju jenjang pendidikan tinggi. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut angka partisipasi kasar pelajar sekolah menengah atas (SMA) yang terlibat dalam pendidikan kuliah sekitar 31%. Angka ini lebih kecil dibandingkan dengan angka partisipasi kasar pelajar sekolah menengah pertama (SMP) yang terlibat dalam pendidikan tingkat SMA, yaitu sekitar 86%.
Dalam sosialisasi ini sebanyak 216 siswa SMA sederajat di wilayah Malang memperoleh informasi berkaitan dengan PKN STAN, mulai dari program studi, hingga prospek kerja setelah lulus perkuliahan. Salah satu prospek kerja lulusan PKN STAN adalah menjadi Pegawai Negeri Sipil di Direktorat Jenderal Pajak.
Berkaitan dengan hal ini, Penyuluh Pajak Siti Rahayu menyebut, DJP membawahi sekitar 33 kantor wilayah, 384 kantor pelayanan pajak, dan 204 kantor penyuluhan, pelayanan, dan konsultasi perpajakan yang tersebar di seluruh Indonesia yang bertugas menghimpun penerimaan negara dari pajak.
“Tugas kami di DJP adalah menghimpun penerimaan negara dari pajak. Kalau kita lihat struktur APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) 2023, pendapatan negara sebesar Rp2.463 triliun, di mana penerimaan ini sebanyak 82% berasal dari perpajakan,” ujar Siti.
Siti juga menjelaskan ilustrasi alokasi satu juta uang pajak yang dibayarkan masyarakat dialokasikan untuk transfer ke daerah, pelayanan umum, ekonomi, ketertiban & keamanan, perlindungan sosial, pertahanan, pendidikan, kesehatan, perlindungan lingkungan hidup, perumahan & fasilitas umum, keagamaan, hingga pariwisata.
“Banyak manfaat pajak yang dapat kita rasakan, misalnya kereta cepat Jakarta-Bandung, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Komodo Labuan Bajo, rehabilitasi sekolah di berbagai daerah, program Indonesia Pintar, beasiswa Indonesia Maju, dan masih banyak lagi,” imbuh Siti.
Siti berharap generasi muda Indonesia harus sadar pajak sejak dini untuk memaksimalkan bonus demografi yang akan datang. “Bonus demografi generasi emas 2045 harus dipersiapkan sejak dini, dimulai dengan memastikan generasi muda memiliki pendidikan yang berkualitas, yang siap menghadapi masa depan, belajar sungguh-sungguh sehingga menjadi lulusan yang berkualitas. Sekitar 70 persen masyarakat Indonesia didominasi oleh usia produktif, di mana apabila masing-masing dari mereka sadar akan perpajakannya, bisa kita bayangkan akan semaju apa Indonesia di masa depan,” ucap Siti.
Selain penyuluh Kanwil DJP Jawa Timur III, narasumber sosialisasi tersebut juga berasal dari unit eselon lain seperti Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, dan Balai Pendidikan Pelatihan Keuangan. Masing-masing narasumber tersebut menyampaikan materi penjelasan tugas dan fungsi sesuai ruang lingkup mereka masing-masing kepada para peserta.
Pewarta: Wino Rangga Prakoso |
Kontributor Foto: Wino Rangga Prakoso |
Editor: Anum Intan M |
*)Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.
- 31 views