Profesi Baru Kecerdasan Buatan dan Peluang Perpajakannya

Oleh: Salman Faruqi, pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Kemajuan teknologi semakin hari kian mengubah kehidupan kita, dari menyelesaikan pekerjaan bisnis hingga urusan rumah tangga. Dahulu pekerjaan dilakukan secara manual oleh tangan manusia, lalu beralih manusia menyelesaikan masalah dengan alat berupa komputer, hingga tibalah saatnya komputer yang menyelesaikan pekerjaan manusia. Komputer diprogram oleh manusia untuk bisa berpikir dan memiliki kecerdasan sendiri yang disebut kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Seperti hari ini, pengguna internet saat ini telah memanfaatkan kecerdasan buatan di kegiatan sehari-hari. Contohnya, membuat salindia (presentation) secara cepat, mendesain poster animasi secara instan, mengirim balasan pesan secara otomatis hingga membantu mencari materi perkuliahan secara otomatis dan detail.
Hal ini akan menciptakan pekerjaan-pekerjaan baru yang saat ini sudah mulai bermunculan. Ada beberapa pekerjaan yang akan digantikan oleh kecerdasan buatan, kendati ada juga yang tetap bertahan. Berikut pekerjaan yang muncul di bidang kecerdasan buatan.
1. Ilmuwan Kecerdasan Buatan (AI Scientist)
Ilmuwan kecerdasan buatan (AI scientist) adalah para profesional yang mengkhususkan diri dalam pengembangan dan penelitian sistem kecerdasan buatan. Mereka memiliki pemahaman mendalam tentang konsep-konsep matematika, statistik, dan pemrograman yang mendasari pembuatan algoritma dan model kecerdasan buatan. Para AI Scientist ini seringkali terlibat dalam eksperimen dan pengujian berbagai metode untuk meningkatkan kinerja model kecerdasan buatan, seperti deep learning, mesin pembelajar, dan teknik-teknik terkait. Selain itu, mereka juga berperan dalam mengatasi dampak sosial terkait dengan penggunaan kecerdasan buatan, termasuk keamanan data, privasi, dan dampak sosialnya. AI Scientist tidak hanya ahli dalam membangun model kecerdasan buatan, tetapi juga memiliki keterampilan analitis untuk menginterpretasikan hasil, memecahkan masalah, dan menyusun solusi yang inovatif.
2. Insinyur Mesin Pembelajar (Machine Learning Engineer)
Seorang Insinyur Mesin Pembelajar (Machine Learning Engineer) adalah profesional yang memiliki keahlian dalam merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem mesin pembelajar. Tugas utama mereka melibatkan pemahaman mendalam tentang algoritma mesin pembelajar, statistik, dan pemrograman komputer. Para machine learning engineer ini bertanggung jawab untuk menciptakan model prediktif yang dapat memproses dan menganalisis data untuk menghasilkan hasil yang relevan dan akurat. Mereka juga terlibat dalam mengevaluasi dan memilih teknik mesin pembelajar yang paling sesuai untuk memecahkan masalah dalam berbagai bidang seperti pengenalan wajah hingga prediksi pasar keuangan.
Selain itu, machine learning engineer bekerja erat dengan tim pengembang perangkat lunak dan ilmuwan data untuk mengoptimalkan kinerja suatu dalam produk atau layanan. Dalam era di mana data semakin menjadi aset berharga, peran machine learning engineer menjadi semakin penting dalam menciptakan solusi teknologi yang cerdas dan adaptif.
3. Arsitek Internet untuk Segala (IoT Architect)
Seorang arsitek internet untuk segala (Internet of Things Architect) adalah profesional yang memiliki keahlian dalam merancang dan mengelola infrastruktur sistem yang terkait dengan Internet untuk segala. Apa itu Internet untuk segala? Internet untuk segala adalah sebuah konsep yang terhubung dengan perangkat sebagai media komunikasi berbasis internet.
Tugas utama seorang IoT Architect mencakup perencanaan arsitektur perangkat keras dan perangkat lunak yang mendukung konektivitas dan integrasi perangkat IoT. IoT Architect harus memahami secara menyeluruh bagaimana perangkat tersebut berkomunikasi satu sama lain dan dengan media terkait untuk mengoptimalkan ekosistem IoT.
Selain itu, IoT Architect juga berperan dalam mengidentifikasi solusi keamanan dan privasi untuk melindungi data yang dikumpulkan oleh perangkat IoT. Mereka bekerja erat dengan pengembang perangkat keras, pengembang perangkat lunak, dan ahli keamanan untuk membangun infrastruktur yang tangguh dan andal.
4. Penyedia Jasa Berbasis Kecerdasan Buatan
Perusahaan atau perseorangan yang membutuhkan pemanfaatan teknlogi kecerdasan buatan akan mencari biro jasa yang memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk saat ini, sudah bermunculan perusahaan konsultan kecerdasan buatan yang siap menyediakan berupa jasa serta perangkat keras teknologinya. Di masa yang akan datang, akan semakin banyak perusahaan yang bermunculan dan akan menjadi industri tersendiri. Masih banyak lagi profesi yang berkecimpung di bidang kecerdasan buatan yang tidak kami bisa sebutkan satu per satu.
Perlukah KLU Baru?
Saat ini profesi yang berhubungan dengan kecerdasan buatan, ketersediaan sumber daya manusianya masih lebih sedikit dibanding kebutuhan di dunia kerja. Tidak heran penghasilan dari profesi ini akan mendulang pemasukan yang tinggi untuk sementara ini. Belum ada angka pasti berapa banyak orang yang berada di bidang ini, tetapi dampaknya sudah banyak dimanfaatkan oleh pekerja kantoran maupun masyarakat biasa. Ini merupakan potensi pajak yang bisa digali, terlebih lagi untuk wajib pajak pekerja lepas. Soalnya, apabila seorang pekerja di bidang kecerdasan buatan bekerja di sebuah perusahaan, ia akan dianggap sebagai pegawai swasta dan perpajakannya akan diurus oleh bendahara atau divisi keuangan yang mengurus pajak para pekerja. Sedangkan untuk yang bersifat pekerja lepas, akan mengurusi masalah perpajakannya secara lebih mandiri. Pekerja lepas bisa menggunakan jasa konsultan pajak atau mempelajari kewajiban perpajakan secara mandiri.
Dalam hal ini, kemungkinan akan ada Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU) baru agar pekerjaan yang tadinya belum ada, bisa diidentifikasi oleh petugas pajak secara akurat. Saat ini KLU yang memungkinkan adalah Kegiatan Teknologi Informasi dan Jasa Komputer Lainnya. Akan tetapi, bidang pekerjaan ini sangat luas dan belum bisa menggambarkan secara spesifik apa yang dilakukan oleh wajib pajak tersebut. Hal ini tidak hanya di bidang teknologi, akan banyak profesi baru yang belum teridentifikasi KLU yang ada saat ini. Tentunya akan selalu terjadi pembaruan daftar KLU di masa yang akan datang guna menyesuaikan perkembangan zaman.
*) Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.
Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.
- 139 views