Utusan perwakilan dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mengikuti Plenary Meeting of OECD Forum on Tax Administration (FTA) ke-16 yang berlangsung di Singapura (Rabu, 11/10). Pertemuan ini diselenggarakan selama tiga hari sampai dengan Jumat, 13 Oktober 2023.
FTA merupakan sebuh forum pimpinan tertinggi administrasi perpajakan yang berperan untuk mengidentifikasi, mendiskusikan, dan memengaruhi kecenderungan global yang relevan dengan isu perpajakan, serta mengembangkan ide baru yang mampu meningkatkan kapasitas administrasi perpajakan di seluruh dunia. Saat ini, FTA beranggotakan lebih dari 50 negara yang berasal dari negara anggota dan non-anggota OECD.
FTA Plenary Meeting ke-16 secara resmi dibuka oleh Commissioner Bob Hamilton dari Kanada selaku FTA Chair, Commissioner Ng Wai Choong selaku Commisioner Inland Revenue Authority of Singapore (IRAS), dan Manal Corwin selaku Director Centre for Tax Policy and Administration (CTPA), OECD. Setelah itu, keynote speech disampaikan oleh Mr Chee Hong Tat selaku Acting Minister for Transport and Senior Minister of State for Finance. Berikutnya, terdapat tiga topic penting yang dibahas yaitu Tax Administration 3.0: Next steps - Collaboration and Partnering, Collaboration in practice – Singapore’s Smart Nation Initiative, dan Strategic Challenges for Digital Transformation.
Pada sesi selanjutnya, terdapat suatu kegiatan yang membuat FTA Plenary Meeting ini berbeda dengan penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, yaitu kompetisi Hackathon. Sejak Mei 2023, para peserta Hackathon berupaya untuk merumuskan solusi atas suatu isu perpajakan dari negara yang terpilih. Indonesia menjadi sorotan pada kegiatan Hackathon sebab isu perpajakan dari Indonesia terpilih untuk dicarikan solusinya bersama oleh negara-negara anggota FTA. Pada kesempatan tersebut, Iryan Akbari dari Direktorat Transformasi Proses Bisnis DJP mempresentasikan isu perpajakan yang menjadi topik pembahasan Hackathon kepada seluruh hadirin.
Sebagai informasi, isu perpajakan yang dibahas adalah mengenai cara efektif memajaki influencer media sosial. Sebuah permasalahan yang ternyata juga dialami oleh banyak negara anggota FTA. Untuk mencari solusi atas isu perpajakan tersebut, peserta Hackathon dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yang dipimpin oleh perwakilan dari Kanada (Tim 1), Australia (Tim 2), dan Amerika Serikat (Tim 3). Akhir dari kompetisi ini adalah akan dipilih satu tim pemenangberdasarkan penilaian dari Head of Delegation Indonesia selaku Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengawasan Pajak, Nufransa Wira Sakti.
Pada hari kedua, acara diawali dengan presentasi usulan solusi dari seluruh tim yang berkompetisi pada kegiatan Hackathon. Selanjutnya, para otoritas pajak dialokasikan ke beberapa ruang diskusi untuk membahas isu Human Resource as a Strategic Function dengan topik yang berbeda. DJP aktif dalam diskusi dengan topik Driving digital transformation: Strategic core components regarding organizational culture, leadership and skills. Ditengah rangkaian acara, DJP juga melaksanakan pertemuan bilateral dengan Australian Taxation Office untuk membahas kerja sama perpajakan antara Indonesia dan Australia kedepannya. Kemudian acara dilanjutkan dengan diskusi mengenai Tax debt, recent innovations, dan Pillar 2 Implementation.
Pada hari terakhir, acara diawali dengan diskusi mengenai Tax Crime dan kemudian dilanjutkan dengan diskusi per kelompok terkait Maintaining and Building Trust in Tax Administration. Tiap kelompok dialokasikan ke ruangan terpisah dengan topik yang berbeda. DJP berpartisipasi aktif dalam pembahasan mengenai Engendering Trust through Digitalisation. Selanjutnya, DJP melaksanakan bilateral meeting dengan otoritas pajak Denmark untuk membahas pembentukan Memorandum of Understanding kerja sama perpajakan antara Indonesia dan Denmark. Selain itu, DJP juga mengadakan pertemuan bilateral dengan otoritas pajak Belanda untuk membahas kerja sama perpajakan di masa yang akan datang.
Memasuki akhir acara, Nufransa Wira Sakti mengumumkan pemenang lomba Hackathon lalu dilanjutkan dengan penjelasan singkat dari Achim Pross, Deputy Director of CTPA-OECD terkait perkembangan terkini dari proyek kerja Tax Certainty. Sebagai penutup, Chair FTA Bob Hamilton menyampaikan hasil akhir berupa Agreement of the Statement of Outcomes. Seluruh pimpinan otoritas pajak yang hadir pada intinya sepakat untuk berkolaborasi guna mewujudkan visi Tax Administration 3.0, bekerja sama untuk memastikan penerapan pajak minimum global berdasarkan Pilar Dua yang efektif dan konsisten, serta meningkatkan efektivitas dan jangkauan upaya global capacity building melalui kemitraan yang lebih erat dengan organisasi internasional dan regional lainnya.
Diharapkan keikutsertaan DJP dalam FTA Plenary Meeting dan pelaksanaan sejumlah pertemuan bilateral dapat mempererat hubungan kerja sama DJP dengan negara-negara mitra, membantu DJP mengikuti perkembangan administrasi perpajakan sehingga memperlancar pelaksanaan tugas dan fungsi DJP, serta menyampaikan aspirasi DJP di level internasional.
Pewarta: Kadek Rama Maheswara Putra |
Kontributor Foto: Dokumentasi DJP |
Editor: Arif Miftahur Rozaq |
*)Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.
- 132 views