Siding, Potret Wilayah di Perbatasan Malaysia

Oleh: Wily Noerhidayat, Pegawai Direktorat Jenderal Pajak
Suguhan coklat susu hangat, roti kering dan jagung rebus menemani obrolan kami dengan tuan rumah. Kedatangan kami disambut hangat. Seolah menganggap kami sebagai Saudara jauh yang baru bertemu. Perjalanan yang melelahkan menjadi terobati ketika menerima sambutan dan keramahan mereka.
Pernah mendengar berita tentang siswa SD di tempat terpelosok yang meminta tas ke Presiden? Siswa SD tersebut berasal dari tempat yang kami kunjungi. Siding, sebuah kecamatan di perbatasan Malaysia. Ada delapan desa di Kecamatan Siding, yaitui: Tamong, Tawang, Sungkung I, Sungkung II, Sungkung III, Siding, Tangguh, dan Lhi Buie. Tahun lalu akses dari pusat kota Bengkayang menuju Siding hanya bisa menggunakan sepeda motor. Bahkan di beberapa desa, perjalanan harus memutar melalui Entikong (Kab. Sanggau) dan butuh dua hari perjalanan menuju kota Bengkayang.
Pemandangan sepanjang jalan sangat alami. Hutan lebat dan pohon besar masih banyak dijumpai. Alur jalan berkelak-kelok dan naik-turun mengikuti kontur perbukitan. Air sungai juga masih jernih. Di beberapa tempat bisa dijumpai rumah asli penduduk di tepi hutan.
Menurut cerita masa lalu, tradisi Ngayau masih dikenal oleh beberapa suku di Siding. Ngayau merupakan tradisi Suku Dayak yang mendiami pulau Kalimantan, baik yang tinggal di Kalimantan Barat maupun Kalimantan lainnya. Suku Iban dan Suku Kenyah adalah dua dari suku Dayak yang memiliki adat Ngayau. Pada tradisi ngayau sesungguhnya, ngayau tidak lepas dari korban kepala manusia dari pihak musuh. Konon, setelah Perjanjian Tumbang Anoi, sebuah musyawarah yang berlangsung berbulan-bulan lamanya, dicapai kesepakatan untuk menghindari dan menghilangkan tradisi mengayau. Karena dianggap telah menimbulkan perselisihan di antara suku Dayak.
Gambaran tradisi masa lalu tersebut tidak ada sama sekali ketika kami berkunjung ke sana. Masyarakat Siding hangat dan ramah dalam menyambut tamu yang datang. Bahkan ketika ada warga lokal yang ikut menumpang kendaraan kami, mereka meninggalkan beberapa buah hasil berladang sebagai ungkapan rasa terima kasih.
Siding merupakan kecamatan paling jauh di kab. Bengkayang. Jarak Bengkayang - Siding sejauh 130 Km. Merujuk aplikasi Google Map, seharusnya jarak tersebut ditempuh dalam waktu 3 jam 31 menit. Kenyataanya, kami menempuhnya dengan waktu 4 jam 30 menit. Kami salah jalan ketika berangkat, mengambil arah memutar mengikuti jalan baru yang sedang dibangun. Namun demikian, kami menjadi tahu bahwa pembangunan infrastruktur di Siding sedang gencar dilakukan. Banyak bukit dipapras untuk jalan dan beberapa jembatan dibangun sekaligus.
Jalan Siding-Entikong merupakan satu dari sepuluh ruas jalan paralel yang dibangun sejak tahun 2017. Rencananya sepuluh ruas jalan parallel ini mencakup jalur sepanjang 849 Kilometer di Kalimantan Barat, 223 Kilometer di Kalimantan Timur, dan 827 Kilometer di Kalimantan Utara. Jaringan jalan perbatasan merupakan infrastruktur strategis dengan fungsi pertahanan dan keamanan negara, di samping sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga. Pembangunan kawasan perbatasan ini merupakan program prioritas pemerintah, untuk mewujudkan cita-cita "Membangun dari Pinggiran Dalam Rangka Menjaga Persatuan Dan Kesatuan".
Kesempatan kunjungan ke Siding ini, didapatkan ketika KP2KP Bengkayang melakukan penyuluhan pajak pada Bendahara Desa. Acara yang diadakan pada hari Rabu, tanggal 31 Oktober 2018, dikuti oleh semua Bendahara dan Kepala Desa di Kecamatan Siding. Bahkan perwakilan dari Kepolisian Sektor Siding turut serta mengikuti kegiatan tersebut.
Semua melebihi ekspektasi, mulai dari suasana perjalanan, sambutan ramah Camat, sampai dengan jamuan makan malam yang luar biasa. Tidak masalah ketika kami harus tidur di Mess Kecamatan tanpa listrik, mandi di sungai, atau mencari sinyal handphone sampai ke atas bukit. Semua terlunasi oleh keindahan dan keramahan warga Siding. Semoga dengan akses jalan yang bagus nantinya, potensi alam yang melimpah dan keramahan penduduk menjadi modal bagi Siding mewujudkan Kota perbatasan yang maju. (*)
*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi penulis bekerja.
- 744 views